Jakarta (ANTARA) - Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wien Kusharyoto menyatakan pemanfaatan vaksin buatan Sinovac asal China masih menunggu hasil uji klinis tahap 3 di Bandung, Jawa Barat.

"Bagaimanapun kita perlu menunggu hasil uji klinis tahap 3 di Bandung, yang mungkin perlu diperkuat dengan hasil uji klinis vaksin Sinovac di negara lain, seperti Brasil atau Turki, sebelum EUA (otoritas penggunaan darurat) dapat dikeluarkan oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)," kata Wien saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Baca juga: Menko Airlangga: Vaksinasi COVID-19 dilakukan setelah evaluasi BPOM

Baca juga: Vaksin tiba di Indonesia, Sinovac dapat dana pengembangan Rp7 T


Wien menuturkan vaksin dari Sinovac sudah dibeli, bahkan sudah sampai di Indonesia adalah suatu risiko yang harus diambil terkait program vaksinasi terhadap COVID-19. Hal itu dilakukan demi mendukung ketersediaan vaksin saat program vaksinasi akan dimulai.

Wien menuturkan hasil uji klinis tahap 3 vaksin tersebut akan menunjukkan bagaimana efikasi atau kemanjuran dan keamanan vaksin, yang akan menjadi dasar penetapan bisa tidaknya vaksin digunakan.

Hasil uji klinis fase 3 harus diperoleh dan dianalisis BPOM. Jika sudah memenuhi syarat terkait efikasi, keamanan dan kualitas, dan BPOM memberikan izin penggunaan darurat atau "emergency use authorization" (EUA), maka vaksin Sinovac bisa digunakan untuk masyarakat.

"BPOM pasti punya tim ahli baik internal maupun eksternal untuk menganalisis datanya," ujarnya.

Baca juga: Setelah Sinovac, Indonesia incar pengadaan vaksin COVAX pada 2021

Baca juga: Presiden: Vaksin COVID-19 Sinovac harus lalui tahap uji BPOM


Saat ini, masih berlangsung uji klinis fase 3 vaksin COVID-19 buatan Sinovac asal China di Bandung, Jawa Barat. Jika uji klinis fase 3 itu selesai, data hasil uji klinis akan dilaporkan ke BPOM dan akan dianalisis.

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020