Jakarta (ANTARA) - Salah satu kampus ternama di Amerika Serikat Arizona State University bekerja sama dengan Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) menghadirkan program kuliah dalam jaringan atau daring bergelar penuh bagi siswa lulusan SMA sederajat.

“Program ini hadir memberikan jawaban kepada lulusan SMA sederajat yang ingin melanjutkan kuliah ke Amerika Serikat,” ujar Direktur Eksekutif CERDAS, Indra Charismiadji di Jakarta, Senin.

Baca juga: Suka duka mengikuti perkuliahan daring di tengah pandemi

Baca juga: Sekolah di Beijing mulai buka, pelajar Indonesia diminta bersabar


Dia menjelaskan kondisi saat ini, banyak negara yang menutup pintunya akan kedatangan warga Indonesia termasuk yang membatasi jumlah kedatangan akibat tingginya angka kasus positif COVID-19 di Tanah Air, menyulitkan calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri.

“Di sisi lain orang tua pun akan sangat khawatir akan ketidakpastian hidup di era pandemi dengan jauh dari orang tua. Dengan program ini para mahasiswa akan tetap kuliah dengan dibimbing oleh para profesor dari Arizona State University, sehingga kualitasnya terjaga tetapi dilakukan di rumah masing-masing, sehingga aman dari virus corona,” paparnya.

Indra menambahkan program kemitraan ini juga menawarkan sebuah konsep baru yang disebut Early College Experience, yaitu 26 mata kuliah dari berbagai fakultas yang dapat diambil oleh mereka yang masih duduk dibangku SMA. Dengan mengikuti program itu, para siswa dapat menyelesaikan sampai dengan empat semester semua mata kuliah yang dibutuhkan untuk menyelesaikan gelar strata satu.

“Artinya setelah lulus SMA, peserta program ini cukup menyelesaikan sisa empat semester lagi, baik dengan melanjutkan program daring, kuliah tatap muka di Arizona State University, maupun pindah kuliah ke perguruan tinggi lain yang diinginkan karena mata kuliah tersebut dapat ditransfer,” terang dia.

Program yang ditawarkan dari kemitraan internasional ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk mengikuti lebih dari 117 gelar sarjana strata satu dan 104 pada jenjang strata dua dari berbagai fakultas.

Baca juga: Wapres Ma'ruf dorong perluasan metode kuliah daring di Indonesia

“Melalui proses negosiasi yang panjang, akhirnya program ini dapat berjalan di Indonesia dengan biaya yang sangat terjangkau. Jauh kalau dibandingkan dengan biaya kuliah tatap muka normal. Menghadapi tantangan abad 21, anak Indonesia tidak lagi bisa hanya berwawasan lokal, tapi harus internasional, inilah ciri SDM unggul era digital,” tuturnya.

Direktur Program Internasional Arizona State University Prep Digital, Angela Zhao mengatakan program kuliah daring dari Arizona State University itu merupakan solusi tepat dalam menjalankan program perguruan tinggi di tengah pandemi yang tidak menentu.

“Mahasiswa tetap dapat belajar untuk menyelesaikan gelar kesarjanaannya tanpa harus meninggalkan rumah, biaya sangat terjangkau, dan apabila pandemi telah berakhir, mereka dapat melanjutkan kuliah secara tatap muka baik di Arizona State University maupun di perguruan tinggi lain di seluruh dunia, karena mata kuliahnya dapat ditransfer,” kata Zhao.

Sementara, program Early College Experience yang ditujukan bagi peserta didik yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas adalah sebuah konsep yang menarik dan solutif untuk mengisi kegiatan yang membantu siswa untuk mempercepat waktu kuliah, karena sebagian besar sudah diselesaikan di bangku SMA.

Baca juga: Animo siswa untuk kuliah di Belanda tinggi

Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020