Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan Indonesia telah kehilangan salah seorang tokoh wanita terbaik dengan meninggalnya Ibu Hasri Ainun Habibie, istri mantan Presiden ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie.

Dalam sambutannya selaku inspektur upacara pada upacara pemakaman Ibu Ainun yang dilangsungkan secara militer di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Selatan, Selasa, Presiden mengatakan Ibu Ainun tidak hanya seorang Ibu Negara yang penuh kasih, namun juga pejuang kemanusiaan yang tulus serta ibu dari sebuah keluarga panutan.

"Beliau telah mendampingi Presiden Republik Indonesia Ketiga, Bapak Prof Dr Bacharuddin Jusuf Habibie, dalam menunaikan tugas-tugas kenegaraan yang sangat berat," ujar Presiden.

Ibu Ainun, lanjut dia, dengan penuh kesetiaan dan kepercayaan senantiasa mendampingi Presiden Habibie melewati hari-hari yang tidak mudah dalam salah satu periode sejarah yang sangat menentukan ketika negara Indonesia diguncang krisis pada 1998-1999 berbarengan dengan mulai dilaksanakannya reformasi nasional yang dramatis dan berskala besar.

"Dalam suka dan duka, beliau selalu tegar menjalankan tugas sebagai Ibu Negara bagi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara yang kita cintai," ujar Presiden.

Pemakaman Ibu Ainun yang lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada 11 Agustus 1937 di TMP Kalibata secara militer merupakan bentuk penghormatan dan penghargaan dari Negara dan Pemerintah atas jasa dan pengabdiannya kepada negara dan bangsa.

"Sepanjang hidupnya, beliau telah menunjukkan dharma bakti terbaiknya dengan penuh ketulusan. Dedikasi yang tak berkesudahan kepada nilai-nilai kemanusiaan menjadi bukti nyata keteladanan beliau," tutur Presiden.

Hingga akhir hayatnya, Ibu Ainun yang sempat menjadi asisten ahli di bagian anak RS Cipto Mangunkusumo adalah Ketua Umum Perhimpunan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia (PPMTI) dan Pengurus Yayasan Amal Abadi Beasiswa Orang Tua Bimbing Terpadu (YAAB-ORBIT).

Berkat pengabdian dan jasa-jasanya di bidang kemanusiaan, Ibu Ainun yang lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 1961 itu dianugerahi Bintang Republik Indonesia Adipradana, dan Bintang Mahaputra Adipurna.

Presiden dalam sambutannya berharap agar berbagai aksi kemanusiaan bersifat universal yang dilakukan oleh Ibu Ainun Habibie dapat berlanjut untuk kehidupan yang lebih baik.

"Pada kesempatan yang khidmat ini, saya mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mendoakan beliau. Semoga keikhlasan Almarhumah dalam mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara dengan segala amal ibadahnya diterima oleh Tuhan Yang Maha Kuasa," tutur Presiden.

Kepada BJ Habibie dan seluruh keluarga yang ditinggalkan, Kepala Negara berharap agar Tuhan senantiasa memberikan ketabahan dan kesabaran mengatasi cobaan dengan tabah, ikhlas, dan tawakal.

BJ Habibie yang mengenakan kemeja batik bernuansa coklat tua selama prosesi pemakaman berlangsung sekitar 45 menit terlihat sedih.

Saat berjalan mengiringi peti jenazah dari pintu masuk TMP Kalibata hingga liang lahat, Habibie yang berjalan di samping Ani Yudhoyono dan didampingi dua cucunya bahkan sempat beberapa kali meneteskan air mata.

Ibu Ainun menikah dengan BJ Habibie pada 12 Mei 1962 dan dikaruniai dua putra, Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.
(D013/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010