Dalam sebuah pernyataan, dikutip dari laman mobileworldlive, Selasa, Nokia menjelaskan akan memimpin proyek Hexa-X,yang telah mendapatkan dana dari EC di bawah program penelitian dan inovasi European Union's Horizon 2020.
Nokia menjelaskan proyek ini memiliki tujuan untuk menciptakan skenario penggunaan yang unik, mengembangkan teknologi dasar dan mendefinisikan arsitektur baru untuk "struktur cerdas yang penggerak utama teknologi 6G".
Baca juga: Nokia C3 meluncur di Indonesia, ini harganya
Lebih lanjut, proyek tersebut bertujuan menyatukan para pemangku kepentingan industri di Eropa untuk memajukan teknologi, dengan partisipasi dari vendor jaringan, operator, penyedia teknologi dan lembaga penelitian komunikasi di Eropa, termasuk sesama vendor jaringan Ericsson, operator telekomunikasi Orange, Telecom Italia dan Telefonica.
Proyek tersebut akan dimulai pada 1 Januari 2021, dengan durasi yang direncanakan selama dua setengah tahun.
Peluncuran 2030
Nokia telah memiliki unit penelitian sendiri Nokia Bell Labs yang memainkan peran kunci dalam komersialisasi teknologi seluler generasi sebelumnya, yaitu dengan pengembangan 4G dan 5G.
Vendor jaringan asal Finlandia itu mengharapkan 6G dapat diluncurkan secara komersial pada 2030, mengikuti siklus sepuluh tahun yang khas ada pada perkembangan generasi teknologi seluler.
Kepala penelitian akses dan perangkat di Nokia Bell Labs, Peter Vetter, mengungkapkan masih ada "banyak inovasi dalam 5G dengan rilis standar baru," namun Nokia sudah menjajaki 6G di laboratoriumnya.
"Di era 6G kita akan melihat aplikasi yang tidak hanya menghubungkan manusia dengan mesin tapi juga menghubungkan manusia dengan dunia digital," ujar Peter.
Baca juga: Kantongi sertifikasi di India, Nokia bakal rilis laptop?
Baca juga: Ponsel klasik Nokia 6300 dan 8000 akan dijual lagi?
Baca juga: HMD Global janji bawa Nokia 5G ke Indonesia
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020