Beritahu kepada pelanggan kita sudah menjalan sterilisasi supaya pelanggan merasa aman
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi X DPR RI Hj Himmatul Aliyah mengingatkan dalam situasi Pandemi COVID-19 ini pemasaran industri pariwisata perlu menerapkan Protokol Cleanliness, Health, Safety, & Environmental (CHSE) untuk memberikan kepercayaan kepada masyarakat.

"Kita harus mengutamakan kepercayaan dalam penjualan industri ini. Beritahu kepada pelanggan kita sudah menjalan sterilisasi supaya pelanggan merasa aman," katanya di Jakarta, Selasa.

Pandemi COVID-19, lanjutnya, telah melumpuhkan sektor pariwisata yang ditandai dengan merosotnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Meskipun demikian, menurut dia, sektor pariwisata tetap menjadi bagian yang penting bagi masyarakat Indonesia karena menjadi salah satu penopang perekonomian tak hanya untuk pelaku wisata tapi juga usaha pendukungnya.

Baca juga: Menkes dorong industri pariwisata patuhi protokol kesehatan

"Pariwisata merupakan bagian integral pembangunan nasional dengan tetap memberikan perlindungan bagi nilai agama dan budaya untuk kepentingan nasional," katanya melalui keterangan tertulis.

Saat memberi pemaparan dalam Bimbingan Teknis Wisata Alam, Budaya, dan Buatan dengan Penerapan Protokol CHSE Sustainable pada Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu Himmatul Aliyah mengungkapkan penerapan protokol CHSE telah dilakukan kalangan industri ritel ekonomi kreatif.

Sementara itu Subkoordinator Wisata Alam II Direktorat Wisata Alam, Budaya dan Buatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Joko Suharbowo menyatakan pandemi COVID-19 telah memangkas 50 juta pekerja dalam sektor pariwisata dunia.

Pekerja pariwisata di Indonesia tergolong yang paling rentan di masa pandemi global ini, tambahnya, dari 13 jutaan sebelum pandemi, kini tersisa 6,5 juta orang.

Baca juga: Kemenparekraf promosi destinasi berprotokol CHSE di Lombok

"Sehubungan ini, untuk meyakinkan kembali calon wisatawan atau masyarakat umum terhadap produk wisata dan ekonomi kreatif, kami menyusun standar penerapan CHSE. Ada beberapa standar Protokol CHSE sebagai acuan bahwa kondisi destinasi dan pelaku wisata sudah siap kembali beraktivitas," katanya.

Menurut praktisi pariwisata Budi Setiawan, mengetahui dan memahami panduan teknis CHSE akan mendorong upaya pemulihan, kesiapan destinasi, dan rebound strategy dalam rangka tatanan keabnormalan baru.

Selain itu, lanjutnya, juga mampu membangun kepercayaan publik, meningkatkan minta wisatawan dan menciptakan daya tarik terhadap daerah tujuan wisata.

Baca juga: Kemenparekraf sosialisasi protokol CHSE kepada ekspatriat India
 

Pewarta: Subagyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020