Bach dan rekan-rekannya perlu menjelaskan apa kesalahan saya
Jakarta (ANTARA) - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengancam akan menggugat Komite Olimpiade Internasional (IOC) ke pengadilan karena telah melarangnya hadir di Olimpiade.

Para pejabat IOC pada Senin (7/12) menjatuhkan sanksi kepada Komite Olimpiade Nasional (NOC) Belarusia, yang dipimpin Lukashenko, karena dinilai telah melakukan diskrimasi para atletnya atas pandangan politik mereka.

Belarus, negara pecahan dari Uni Soviet, tengah diguncang pergolakan krisis politik paling serius dalam sejarah modern sejak Lukashenko kembali menang pada Pemilu Agustus lalu. Banyak pengunjuk rasa yang turun ke jalan melakukan serentetan aksi protes hingga aparat menindak para oposisi itu.

Baca juga: IOC larang Presiden Belarusia hadiri Olimpiade

Sejumlah atlet ternama Belarusia pun ikut mengkritik Lukashenko, yang telah memimpin sejak 1994, dan menuntutnya agar tindakan keras itu diakhiri.

Menanggapi sanksi dari IOC, Lukashenko pun mengancam akan menuntut presiden IOC Thomas Bach dan pejabat tinggi lainnya ke pengadilan.

“Kita perlu membawa masalah ini ke pengadilan. Bach dan rekan-rekannya perlu menjelaskan apa kesalahan saya,” kata Lukashenko dikutip dari AFP, Selasa.

“Saya sudah tidak ambil bagian dalam peristiwa ini selama 25 tahun hingga seterusnya. Tapi apakah Anda sudah mengumpulkan semua negara untuk membuat keputusan ini?” ujar dia menambahkan.

Sementara itu, NOC Belarusia berpendapat bahwa larangan tersebut merupakan tindakan yang cenderung mengarah pada kepentingan tertentu. Menurut mereka, kegiatan olahraga seharusnya tak dikaitkan dengan politik.

“Kami melihat keputusan ini bermuatan politis, bertujuan untuk menekan kepemimpinan NOC Belarusia,” demikian pernyataan NOC.

Pada Oktober lalu, IOC menyelidiki klaim atlet Belarusia yang mengatakan bahwa mereka didiskriminasi oleh otoritas negara karena pandangan politik mereka.

Baca juga: Pelari Belarusia Arzamasova diskors empat tahun karena kasus doping
Baca juga: Ribuan massa turun ke jalan di Belarus meski ada ancaman senjata


Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020