Mamuju (ANTARA News) - Sekitar 1000 hektare sawah petani di Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar (Polman) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) kesulitan air karena sumber airnya diambil alih perusahaan daerah air minim (PDAM) milik pemerintah setempat.

Yusuf Andan, salah seorang petani di Polman, Sabtu, mengatakan, sudah sekitar 10 tahun lamanya, sawah petani yang luasnya sekitar 1000 hektare di Kecamatan Tapango selalu kesulitan air dimusim kemarau.

Karena kata dia, sumber air yang selama ini digunakan petani dari sungai Kalimbua yang terletak di Desa Dakka Kecamatan Tapango, untuk mengairi sawah mereka, diambil alih PDAM Pemerintah Kabupaten Polman.

Ia mengatakan, kondisi sungai Kalimbua menjadi kering karena airnya diisap PDAM yang diperuntukkan untuk komsumsi warga yang membutuhkan pelayanan air bersih di dua Kabupaten yakni di kabupaten Majene dan Polman sehingga tidak tersisa lagi untuk mengairi sawah petani di Kecamatan Tapango.

"Kesulitan air ini membuat sawah petani hanya berharap pada hujan sehingga menjadi sawah tadah hujan, sehingga waktu panennya hanya sekali dalam setahun, karena tidak adanya sumber air, warga tidak mungkin mengambil alih kembali sumber air yang kini di caplok PDAM karena juga dibutuhkan warga sekitar,"katanya.

Menurut dia, warga telah mengadukan masalah tersebut kepada pemerintah kabupaten (Pemkab) Polman dan DPRD Kabupaten Polman untuk dicarikan solusi agar sawah petani dicarikan jalan untuk diairi dengan diberikan sumber air dari daerah lainnya seperti dari Bendungan Sekka-Sekka, namun tidak ditanggapi.

"Sudah berulang kami meminta agar Pemkab Polman dan DPRD Polman memberikan solusi terhadap nasib petani yang sawahnya kekeringan tersebut namun tidak ditanggapi, sehingga sawah petani semakin menjadi memprihatinkan karena kini hanya melakukan panen sebanyak sekali setahun berbeda dengan sawah didaerah lain di Polman yang tidak kesulitan air, mampu panen hingga tiga kali dalam setahun,"katanya.

Menurut dia, Pemkab Polman dan DPRD Polman dapat membantu petani dengan membangun saluran irigasi dari bendungan Sekka-Sekka yang merupakan bendungan terbesar di Kabupaten Polman untuk mengairi sawah petani namun ternyata itu tidak dilakukan.

"Kalau air dari bendungan Sekka-Sekka yang mampu mengairi hingga 5000 hektare sawah petani di polman dialirkan kesawah petani di Kecamatan Tapango maka petani tidak akan lagi kesulitan air dan produksi serta masa panennya kembali normal dan dapat meningkat menjadi tiga kali dalam setahun,"katanya.

Oleh karena itu ia meminta kepada Pemkab Kabupaten Polman dan DPRD Kabupaten Polman segera membantu anggaran untuk membangun saluran irigasi dari bendungan Sekka-Sekka untuk mengairi sawah petani di Kecamatan Tapango. (MFH/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010