Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengatakan arah pembangunan desa yang tertuang dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's) Desa berkontribusi 74 persen terhadap pencapaian tujuan pembangunan nasional.

"Berdasarkan aspek kewilayahan, 91 persen wilayah Indonesia adalah perdesaan. Sebanyak 11 tujuan pembangunan nasional berkelanjutan berkaitan erat dengan kewilayahan desa," kata Halim melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.

Halim mengatakan pembangunan nasional berkelanjutan juga berdasarkan aspek kewargaan. Sebanyak 43 persen penduduk Indonesia tinggal di desa dan SDG's nasional berkaitan erat dengan warga desa.

SDG's Desa merupakan pembumian dari SDG's yang diundangkan melalui Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. SDG's Desa menambahkan tujuan ke-18, yaitu Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif.

Baca juga: Mendes PDTT: SDGs Desa untuk dorong pembangunan hingga 74 persen

Baca juga: Kemendes: Pembangunan total desa harus seimbang dengan kearifan lokal


"Aksi menuju pencapaian 12 SDG's Desa berkontribusi 91 persen terhadap pencapaian SDG's nasional dan aksi menuju pencapaian enam SDG's Desa berkontribusi 43 persen terhadap pembangunan nasional," tuturnya.

Halim mengatakan SDG's Desa adalah pembangunan total atas desa. Seluruh aspek pembangunan desa harus dirasakan manfaatnya oleh warga tanpa ada yang terlewat.

Pembangunan desa mengarah pada 18 tujuan pembangunan berkelanjutan dan generasi mendatang tetap menjadi bagian dari pelaksanaan dan pemanfaatan pembangunan.

Penjelasan mengenai SDG's Desa tertuang dalam trilogi pertama dalam buku berjudul "SDG's Desa Percepatan Pencapaian" yang merupakan rangkaian pertama dari SDG's Desa.

Trilogi kedua diterbitkan dalam buku "SDG's Desa, Metodologi dan Pengukuran" yang bertujuan untuk mengetahui kesuksesan arah pembangunan desa.

Metodologi tersebut telah melewati kontrol akademis dari tiga perguruan tinggi yaitu Universitas Negeri Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Universitas Negeri Surabaya.

Kontrol akademisi dalam bentuk pengecekan kerangka pemikiran, konsep, definisi operasional, dan instrumen. Kemudian, rekomendasi atas naskah yang disusun.

Selanjutnya uji validitas internal instrumen seperti kesesuaian dengan konsep SDG's, dengan hasil valid karena didasarkan pada metadata Perpres Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan diambil yang tepat dibangun pada konteks desa.

Empat desa di Jawa Tengah dan Jawa Timur dipilih menjadi pilot studi SDG's Desa yang dimulai pada 2021. Keluaran dari pilot studi keempat desa akan menjadi bahan penyusunan trilogi SDGs Desa buku ketiga.

Keempat desa tersebut adalah Desa Kemojing, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap berpenduduk 744 kepala keluarga dan Desa Tempel Sari, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung berpenduduk 732 kepala keluarga. Keduanya di Jawa Tengah.

Sedangkan dua desa lain di Jawa Timur, masing-masing adalah Desa Mlaten, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro dengan penduduk 751 kepala keluarga dan Desa Kretek, Kecamatan Taman Krocok, Kabupaten Bondowoso dengan jumlah penduduk 746 kepala keluarga.

"Empat desa itu memiliki tipologi desa yang berbeda, yaitu pesisir dan pegunungan di Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Halim.*

Baca juga: BRG: Desa peduli gambut berperan dalam SDGs

Baca juga: Mendes PDTT tekankan pembangunan desa harus bertumpu pada akar budaya

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020