di dalam masa pandemi COVID-19, yang mana banyak perempuan terpuruk atau menjadi korban bahwa memikul beban ganda
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan peringatan Hari Ibu setiap 22 Desember bukan sekedar mother’s day, tetaapi upaya menghargai perjuangan perempuan.

“Bukan sekedar mother’s day, bukan seperti yang di luar negeri. Akan tetapi, merupakan upaya Bangsa Indonesia untuk mengenang dan menghargai perjuangan perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan,” ujarnya dalam media talk “Hari Ibu Bukan Mother’s Day” yang dipantau di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan Hari Ibu di Indonesia merupakan momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan, serta gerak perjuangan perempuan dalam berbagai sektor pembangunan untuk Indonesia maju.

“Hal itu tidak bisa dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia,” terang dia.

Giwo menambahkan peringatan Hari Ibu di Indonesia berasal dari Kongres Perempoean Indonesia pertama yang diselenggarakan di Yogyakarta pada 22 hingga 25 Desember 1928.

Saat itu, banyak rintangan perempuan Indonesia untuk melakukan kongres karena dilarang oleh Pemerintah Hindia Belanda. Sebagai bentuk protes, perempuan Indonesia tidur di bantalan rel kereta dan mengakibatkan kereta tidak bisa beroperasi, dan akhirnya diizinkan untuk mengikuti kongres.

Pada Kongres Perempoean Indonesia III di Bandung pada 1938, tanggal 22 Desember diangkat menjadi Hari Ibu.

Baca juga: Ketua Kowani raih penghargaan atas prestasi bidang pemberdayaan

Keputusan itu kemudian dikukuhkan dengan Keputusan Presiden RI Nomor 316 tertanggal 16 Desember 1959 menjadi hari nasional yang bukan hari libur.

Saat ini, implementasi Hari Ibu yakni dengan bergabungnya 97 organisasi perempuan dengan 87 juta anggota di Kowani memperjuangkan harkat dan martabat perempuan Indonesia.

Pada September 2018, Kowani melakukan deklarasi Ibu Bangsa memperingati 90 tahun Kowani yang dihadiri 1.000 pimpinan organisasi perempuan dalam dan luar negeri di Yogyakarta.

“Hari Ibu di Indonesia berbeda dengan mother’s day karena merupakan tonggak perjuangan pada upaya kemerdekaan. Oleh karena itu, pada peringatan Hari Ibu 2020 merupakan momentum untuk meningkatkan kualitas hidup dalam pemenuhan hak perempuan dan anak untuk kemajuan perempuan Indonesia di dalam masa pandemi COVID-19, yang mana banyak perempuan terpuruk atau menjadi korban bahwa memikul beban ganda,” terang dia.

Dia mengajak seluruh perempuan Indonesia dari berbagai organisasi untuk berkolaborasi mengisi kemerdekaan sebagai "Ibu Bangsa" yang melahirkan generasi kreatif, inovatif, dan berdaya saing.

Baca juga: Kowani dorong RUU penghapusan kekerasan seksual segera disahkan
Baca juga: Kowani : Perempuan pilar dan pelopor ketahanan pangan
Baca juga: Kowani: Pandemi momentum penerapan kesetaraan gender


Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020