Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi kontribusi Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam menangani pandemi COVID-19 dengan menjunjung tinggi nilai sinergi Kampus, Keraton, Kampung, Komunitas, dan Korporasi (5K).

"Pemerintah sangat mengapresiasi dukungan dari UGM dalam menghadapi penanganan COVID-19 ini. Inovasi dari kampus dan sinergi antara kampus dan korporasi seperti inilah yang perlu direplikasi oleh seluruh universitas di Indonesia," kata Airlangga saat memberikan sambutan dalam acara Nitilaku UGM yang digelar secara virtual, Minggu.

Baca juga: Fisipol UGM luncurkan program gerakan pinjamkan laptop

Baca juga: Nitilaku UGM diikuti peserta berkostum wayang, pejuang, dan adat

Baca juga: Pawai Nitilaku UGM 2019 akan dimeriahkan kostumwayang dan pejuang


Ia mengatakan dalam masa pandemi, Sinergi 5K UGM terbukti telah mampu memberikan sumbangsih bagi masyarakat.

Salah satu kontribusi itu, kata dia, dibuktikan peneliti UGM dengan menghasilkan terobosan inovasi alat Ge-Nose C19, yang merupakan pengembangan uji COVID-19 yang simpel, murah dan cepat mendapatkan hasil, hanya melalui embusan nafas.

"Hal ini dapat menjadi solusi uji COVID-19 di tengah tingginya mobilitas masyarakat," kata dia.

Ia mengatakan peringatan Nitilaku adalah untuk mengingat kembali awal mula lahirnya UGM, yang tidak terlepas dari peran penting Kraton Yogyakarta dan para pendiri bangsa ini.

Pada1949, Soekarno, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, serta sejumlah tokoh ingin meningkatkan kualitas SDM Indonesia yang waktu itu baru merdeka untuk dapat lebih banyak mendapatkan pendidikan sarjana.

"Atas kemurahan hati Sri Sultan Hamengku Buwono IX, pada awalnya perkuliahan diperkenankan dilakukan di Pagelaran Kraton Yogyakarta dan atas kemurahanya dihibahkan 183 hektare tanah di Bulaksumur yang kemudian dibangun Gedung Perkuliahan UGM dan dipergunakan hingga saat ini," kata Erlangga Hartarto.

Baca juga: Ribuan alumni UGM mengikuti "Nitilaku"

Menurutnya, hikmah dari peringatan Nitilaku bukan sekadar perpindahan tempat perkuliahan UGM saja. Tetapi, lebih dari itu agar seluruh akademisi dan mahasiswa UGM tidak lupa pada akar sejarahnya, nilai-nilai kebudayaan, serta yang terpenting adalah mengingat niat dan upaya para pendiri bangsa, dalam meningkatkan kapasitas SDM Indonesia.

Ia berharap UGM yang telah berusia 71 tahun ini mampu terus menjawab berbagai tantangan di ranah domestik maupun internasional. "Serta memberikan sumbangsihnya pada rakyat dan negara terutama dalam penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional," kata dia.

Sementara itu, Rektor UGM, Prof Panut Mulyono mengungkapkan Nitilaku merupakan upaya mengenang kembali dukungan Kraton Yogyakarta kepada UGM yang terus dilakukan hingga saat ini.

Menurut dia, di awal-awal perkuliahan UGM atas perkenan Sri Sultan HB IX menggunakan pagelaran dan rumah-rumah seputar Kraton hingga kemudian berpindah ke kampus Bulaksumur.

Baca juga: Ribuan alumni UGM akan melakukan "nitilaku"

"Karena itu hingga saat ini terus menjalin kerja sama yang baik antara Kraton, Kampus, Kampung, Komunitas dan bahkan para pelaku wirausaha di Yogyakarta dan Nitilaku ini setiap tahun kita laksanakan," kata Prof Panut.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020