Rio de Janeiro (ANTARA) - Pemerintah Brazil mengumumkan rencana vaksinasi COVID-19 secara nasional, Sabtu (12/12), dan untuk tahap pertama 51 juta warga, atau seperempat dari total populasi, dijadwalkan menerima vaksin COVID-19, pada enam bulan pertama atau semester I 2021.

Kementerian Kesehatan, melalui dokumen yang diserahkan ke Mahkamah Agung, mengatakan 108 juta dosis vaksin akan tersedia untuk kelompok prioritas atau mereka yang rentan tertular, di antaranya tenaga kesehatan, orang lanjut usia, dan masyarakat adat. Mahkamah Agung memberi pemerintah tenggat waktu untuk menyusun rencana vaksinasi nasional.

Pemerintah sebelumnya menargetkan 70 persen penduduk Brazil, atau sekitar 148 juta dari total 212 juta jiwa, akan divaksinasi demi mencegah penularan COVID-19. Namun, rencana yang diumumkan akhir pekan ini hanya dapat memenuhi sepertiga dari keseluruhan target.

Dokumen berisi rencana vaksinasi itu juga tidak menyebutkan tanggal pasti pemberian anti virus ke masyarakat dan berbagai informasi lainnya mengenai penyaluran dan persediaan vaksin. Namun, pemerintah, lewat dokumen itu, menyebut tiap warga Brazil akan menerima dua dosis vaksin COVID-19.

Brazil masih menempati urutan kedua untuk negara yang paling parah terdampak COVID-19 setelah Amerika Serikat. Setidaknya, 180.000 warga di Brazil tewas akibat penyakit menular tersebut.

Menteri Kesehatan Brazil Eduardo Pazuello pada Kamis (10/12) berjanji akan memvaksinasi seluruh warga Brazil tahun depan.

Pemerintah Brazil di bawah kepemimpinan Presiden Jair Bolsonaro telah mendapat tekanan dari para kepala negara bagian dan wali kota karena otoritas pusat dinilai gagal mengamankan persediaan vaksin untuk imunisasi massal.

Dalam 24 jam terakhir, Brazil melaporkan 43.900 kasus positif COVID-19 baru dan tambahan 686 korban jiwa sehingga total pasien jadi 6.880.127 jiwa dan korban tewas jadi 181.123, kata Kementerian Kesehatan, Sabtu.

Brazil dinilai punya rekam jejak baik dalam menggelar program vaksinasi nasional dan sistem kesehatan yang kuat, tetapi Bolsonaro kerap menyampaikan keraguannya terhadap vaksin COVID-19. Bahkan, ia mengatakan tidak akan divaksinasi meskipun ada vaksin yang tersedia nantinya.

Ia juga mengatakan pemerintah tidak akan membeli vaksin buatan Sinovac Biotech Ltd, perusahaan farmasi asal China. Padahal, vaksin buatan Sinovac kemungkinan akan jadi yang pertama menyelesaikan uji klinis tahap akhir di Brazil.

Di samping Sinovac, AstraZeneca , Pfizer Inc, dan Janssen -- anak perusahaan Johnson & Johnson juga menggelar uji coba tahap akhir vaksin COVID-19 di Brazil.

Pemerintah Brazil berencana mengalokasikan 20 miliar reais (sekitar Rp56,3 triliun) dari anggarannya untuk membeli vaksin COVID-19.

Hasil jajak pendapat yang diterbitkan oleh Datafolha, Sabtu, menunjukkan adanya kenaikan jumlah warga Brazil yang enggan divaksinasi. Sebagian besar responden mengatakan mereka tidak akan memakai vaksin COVID-19 buatan China.

Beberapa pihak meyakini sikap itu dipengaruhi oleh pernyataan Bolsonaro yang meragukan vaksin COVID-19 buatan perusahaan China.

Sumber: Reuters

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020