Astrazeneca, perusahaan farmasi dan biofarmasi multinasional Inggris berkinerja terburuk
London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Senin (14/12/2020), memperpanjang penurunan untuk hari kedua berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London terpangkas 0,23 persen atau 14,92 poin, menjadi menetap di 6.531,83 poin. Indeks FTSE 100 jatuh 0,80 persen atau 53,01 poin menjadi 6.546,75 poin pada Jumat lalu (11/12/2020), setelah bertambah 0,54 persen atau 35,47 poin menjadi 6.599,76 poin pada Kamis (10/12/2020), dan terkerek 0,08 persen atau 5,47 poin menjadi 6.564,29 poin pada Rabu (9/12/2020).

Astrazeneca, perusahaan farmasi dan biofarmasi multinasional Inggris berkinerja terburuk (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terpuruk 5,74 persen.

Diikuti oleh saham perusahaan tambang logam mulia Polymetal International yang anjlok 5,22 persen, serta perusahaan eksplorasi minyak mentah dan gas alam internasional berbasis di Belanda Royal Dutch Shell PLC (RDSA) jatuh 2,48 persen.

Sementara itu, Next, pengecer pakaian, alas kaki, dan produk-produk rumah tangga multinasional Inggris, melonjak 5,64 persen, menjadi peraih keuntungan teratas (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan Inggris yang mengkhususkan diri dalam membeli dan meningkatkan bisnis berkinerja buruk Melrose Industries yang terangkat 5,26 persen, serta perusahaan pengecer dan distributor terkemuka pakaian olahraga dan pakaian bermerek JD Sports Fashion bertambah 5,16 persen.

Baca juga: Saham Inggris setop keuntungan, Indeks FTSE 100 jatuh 0,80 persen
Baca juga: Saham Inggris terus menguat, indeks FTSE 100 bertambah 0,54 persen


Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020