Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan peningkatan populasi dan mutu genetik menjadi salah satu strategi yang digunakan untuk mendukung peternakan berkelanjutan di Indonesia dan swasembada daging nasional.

"Kalau visi Indonesia 2045 mewujudkan negara kesejahteraan, tentu konsumsi protein hewani masyarakat negeri ini harus dipenuhi," kata peneliti dari Pusat Bioteknologi LIPI Syahruddin Said dalam seminar virtual (webinar) Riset Bioteknologi untuk Peternakan Berkelanjutan di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Mentan: Intervensi perlu untuk capai swasembada daging sapi

Baca juga: Mentan: populasi sapi potong meningkat


Namun, dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi protein dari daging, Syahruddin menuturkan masih terdapat "jurang" (gap) yang justru semakin membesar antara produksi dan konsumsi. Sehingga, harus melakukan impor untuk mencukupi kebutuhan daging baik berupa daging beku maupun sapi bakalan.

Pada 2019 produksi daging di Indonesia sekitar 409.400 ton, sementara kebutuhan mencapai 686.270 ton, sehingga harus mengimpor 29 persen untuk memenuhi kebutuhan atau sekitar 1,2-1,4 juta ekor sapi.

Oleh karena itu, salah satu Prioritas Riset Nasional 2025 masih tentang swasembada daging nasional. Pemenuhan kebutuhan protein hewani juga merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan visi Indonesia 2025, yakni mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur.

Syahruddin mengatakan strategi pengembangan peternakan berkelanjutan di Indonesia dilakukan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang, mulai dari menghasilkan bibit unggul hingga perawatan untuk mencapai kualitas dan produktivitas tinggi.

Baca juga: Pemprov Jatim inseminasi sapi wujudkan swasembada daging

Baca juga: Mentan: SIWAB targetkan swasembada daging lima tahun


Strategi tersebut mencakup penciptaan bibit unggul melalui pembiakan (breeding) dan genetik, peningkatan populasi dan mutu genetik melalui reproduksi dan pembiakan, pemenuhan pakan berkualitas sepanjang tahun, pengendalian dan pengontrolan kesehatan hewan, pascapanen dan pengolahan, penerapan regulasi dan kebijakan yang kondusif, serta pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Strategi tersebut harus dikembangkan ketika membangun Desa Sapi dimana sasaran pemerintah saat ini adalah membangun 1.000 Desa Sapi di Nusa Tenggara Barat.

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020