Jangan gara-gara monopoli listrik, maunya dilayani, harus dibalik
Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan digitalisasi PT PLN (Persero) melalui smart grid dan smart meter menjadi kunci untuk menekan subsidi listrik, yang salah sasaran hingga pencurian listrik.

"Teknologi smart grid, smart meter dan transformasi bisnis PLN menjadi kunci dan ini untuk menekan subsidi, yang salah sasaran, komplain dari konsumen, hingga pencurian listrik," kata Erick Thohir dalam seminar daring di Jakarta, Rabu.

Baca juga: PLN Pekalongan optimistis jaga ketersediaan daya jelang akhir tahun

Menurut Menteri BUMN, hal-hal ini dengan adanya smart grid dan smart meter, semuanya menjadi terukur.

"Dengan demikian, digitalisasi PLN menjadi sangat penting, belum lagi smart procurement karena seperti kita ketahui capital expenditure (capex) PLN itu tinggi," katanya.

Erick juga mengharapkan PLN harus memperbaiki sistem pelayanannya. PLN. lanjutnya, sudah mereformasi salah satu posisi direksi, sehingga sekarang ada jabatan direktur ritel.

Menteri BUMN melihat saat ini sudah bukan lagi era untuk dilayani, namun waktunya menjemput bola dengan mendatangi serta melayani pelanggan secara aktif.

Di sinilah, tambah Erick, peran divisi ritel PLN untuk secara aktif mendatangi, menjemput bola, dan melayani pelanggan secara langsung.

"Ini belum cukup buat saya, karena itu saya tekankan kemarin salah satunya kita bicarakan pada saat Microsoft datang ke Indonesia. Kita bilang ayo PLN mesti ada perubahan mentalitas dari segi pelayanan. Jangan gara-gara monopoli listrik, maunya dilayani, harus dibalik," kata Menteri BUMN tersebut.

Baca juga: PLN raih pendanaan Rp12 triliun dari perbankan nasional
Baca juga: PLN perpanjang tambah daya bagi UMKM dan IKM

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020