Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 di tiap-tiap daerah untuk mewaspadai adanya lonjakan kasus konfirmasi positif COVID-19 akibat peningkatan mobilitas warga saat libur akhir tahun.

Petugas Penghubung Satgas COVID-19 BNPB Laksma TNI (Purn) Didin Zainal Abidin mengatakan bahwa pada Desember 2020, ada tiga titik kritis yang berpotensi meningkatkan kasus konfirmasi positif COVID-19, akibat menimbulkan kerumunan massa.

"Titik kritis pada Desember 2020, ada tiga titik yang harus diwaspadai, karena berpotensi menimbulkan kerumunan," kata Didin, di Malang, Rabu, saat menyampaikan arahan dalam peresmian Rumah Sakit Lapangan Kota Malang.

Didin menjelaskan, titik kritis pertama yang telah dilewati adalah pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020. Pelaksanaan Pilkada Serentak 2020, memunculkan potensi penyebaran COVID-19, salah satunya pada saat pemungutan suara.

Baca juga: Satgas: Ada lonjakan kasus COVID-19 signifikan setelah libur panjang

Menurut Didin, titik kritis pertama tersebut telah dilewati, dan proses demokrasi Pilkada Serentak 2020 telah berjalan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Namun, pada Desember 2020, masih ada dua titik krisis lain yang harus diwaspadai.

"Titik kedua adalah, cuti bersama untuk libur Natal, dan ketiga adalah cuti bersama libur tahun baru. Untuk titik kritis tersebut, saya mengingatkan kepada segenap anggota Satgas di daerah, penegakan disiplin protokol kesehatan adalah hal utama," kata Didin.

Dengan adanya upaya untuk penegakan disiplin penerapan protokol kesehatan pada saat libur akhir tahun tersebut, diharapkan bisa menekan penambahan kasus konfirmasi positif virus corona.

"Pelajaran adanya peningkatan kasus usai libur panjang menjadi hal penting untuk kita perhatikan bersama, agar tidak terulang pada titik kritis tersebut di atas," kata Didin.

Baca juga: Satgas minta RS hentikan promosi pre-order vaksin Covid-19

Didin menambahkan, saat ini, di Indonesia angka kasus COVID-19 aktif tercatat sebesar 14,88 persen dari total keseluruhan kasus sebanyak 636.154 kasus. Selain itu, tingkat kesembuhan pasien di Indonesia mencapai 82,08 persen atau sebanyak 521.984 pasien.

"Angka tersebut sebenarnya sedikit menurun. Dalam satu bulan terakhir, angka kasus aktif naik 2,15 persen, dan kesembuhan turun 1,94 persen. Ini poin pasca-libur panjang akhir Oktober, dan adanya aktivitas kerumunan dalam jumlah besar pada November 2020," kata Didin.

Di Indonesia, penambahan kasus konfirmasi positif COVID-19 paling tinggi terjadi di Jawa Barat sebanyak 1.434 kasus, disusul DKI Jakarta sebanyak 1.221 kasus, Jawa Timur 755 kasus, Sulawesi Selatan 447 kasus, dan Jawa Tengah sebanyak 421 kasus.

Baca juga: Satgas COVID-19: Anggaran bukan hambatan vaksinasi

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020