Namun, sekiranya mungkin perlu sekitar 3-4 bulan setelah vaksin, karena kondisi tidak bisa kembali langsung normal
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah asosiasi menyambut baik kehadiran vaksin COVID-19 sebagai salah satu pemantik optimisme untuk memulihkan sektor pariwisata Indonesia pada tahun 2021.

"Saya sangat yakin apalagi dengan vaksin, yang harapannya bisa berhasil untuk me-reduce (penularan) COVID-19. Saya yakin dengan vaksin, ke depan akan jauh lebih baik untuk dorong demand pariwisata," kata Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (ASTINDO) Anton Sumarli kepada ANTARA, Rabu.

Lebih lanjut, hal ini didorong dengan meningkatnya tren positif bagi sektor pariwisata di kuartal keempat 2020 bila dibandingkan dengan kuartal-kuartal sebelumnya.

Baca juga: Pengalaman "staycation" di Bali & Lombok jelang akhir tahun

"Trennya sudah meningkat, dan jika di-compare dengan kuartal ketiga, di kuartal keempat ini lebih baik dan demand-nya cukup tinggi. Teman-teman di daerah melaporkan bahwa sudah mulai ramai (permintaan liburan)," ujar Anton.

Menambahkan, Sekjen DPP ASTINDO Pauline Suharno mengatakan bahwa kenaikan tersebut sekira 20-30 persen dari kondisi yang paling terpuruk di bulan Mei. Ini juga dipengaruhi oleh adanya perjalanan dinas pemerintah dan rencana liburan masyarakat.

Namun, dengan adanya pembatasan dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk melancong ke sejumlah daerah, membuat adanya keraguan bagi wisatawan untuk tetap melanjutkan perjalanannya.

"Masih belum ada prediksi panjang mengenai tren ke depan. Tapi, harapannya vaksin bisa membuat orang lebih confident untuk perjalanan liburan, dan kita harus jaga semangat teman-teman travel agent," kata Pauline.

Baca juga: Tips tetap sehat nikmati masa libur selama pandemi COVID-19

Sependapat dengan Anton dan Pauline dari ASTINDO, DPP Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Budijanto Ardiansjah juga berharap dengan adanya vaksin bisa menumbuhkan rasa percaya diri masyarakat secara bertahap.

"Vaksin hadir supaya ada confidence untuk masyarakat dan pelaku usaha. Namun, sekiranya mungkin perlu sekitar 3-4 bulan setelah vaksin, karena kondisi tidak bisa kembali langsung normal," kata Budijanto.

Berita baik soal vaksin pun diharapkan bisa diimbangi dengan kebijakan pemerintah yang tegas dan jelas serta bisa diinformasikan dari jauh hari. Sehingga, baik para pelaku dan konsumen memiliki waktu untuk menentukan rencana dan sikap mereka.

Baca juga: Minat staycation meningkat jelang cuti bersama

"Harusnya (kebijakan) tertata lebih baik, seperti misalnya ada masa pelarangan, wisatawan masuk bertahap, dan lainnya. Harus ada satu kepastian dari pemerintah supaya semua pihak bisa mengambil strategi dan langkah selanjutnya untuk pemulihan ekonominya seperti apa," ujarnya menambahkan.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo baru saja mengumumkan bahwa vaksin untuk masyarakat akan diberikan secara gratis.

"Setelah menerima banyak masukan masyarakat dan melakukan kalkulasi ulang, melakukan perhitungan ulang mengenai keuangan negara, dapat saya sampaikan bahwa vaksin COVID-19 untuk masyarakat adalah gratis," kata Presiden Jokowi.

"Sekali lagi, gratis, tidak dikenakan biaya sama sekali," tegasnya.

Baca juga: Pelaku industri wisata di Badung-Bali diajak terapkan protokol CHSE

Baca juga: RedDoorz optimistis pemerintah bisa pulihkan industri perhotelan

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020