Jakarta (ANTARA) - Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) Novrizal Tahar mendorong para pelaku social entrepreneur atau wirausaha sosial untuk memperbesar perannya untuk memperkuat ekonomi sirkular di Indonesia.

"Sekarang kalau kita bicara sirkular ekonomi, bicara untuk dua jenis sampah plastik dan kertas, itu backbone dari supply chain bahan baku industri daur ulang plastik dan kertas itu 80 persen berasal dari sektor informal yaitu pemulung," kata Novrizal Tahar dalam diskusi virtual yang diadakan Waste4Change dipantau dari Jakarta pada Kamis.

Fakta itu merupakan hal penting di tengah usaha pemerintah untuk membuat ekonomi sirkular menjadi lebih optimal, dengan salah satu caranya adalah membesarkan kapasitas ekosistem.

Baca juga: KLHK dorong peran pemuda terkait perubahan iklim yang lebih ambisius

Wirausaha sosial, tegas Novrizal, adalah salah satu bagian penting dari ekosistem ekonomi sirkular. Dia sendiri melihat semakin banyak wirausaha sosial tumbuh dengan baik di Indonesia.

Namun, jaringan suplai sendiri masih didominasi oleh sektor informal.

Melihat kondisi itu, Novrizal mengatakan ekosistem dari ekonomi sirkular ekonomi di Indonesia masih belum maksimal dan cenderung tradisional. Sektor informal masih memiliki kapasitas yang terbatas dan marjinal.

"Dalam konteks itu saya berharap teman-teman Waste4Change dan social entrepreneur lainnya bisa menjadi backbone dalam supply chain dari sirkular ekonomi," kata Novrizal.

Baca juga: PTBA unit Pelabuhan Tarahan Lampung raih Proper Emas

Dia menegaskan bahwa dengan demikian ekosistem ekonomi sirkular di Indonesia bisa berada dalam kondisi yang modern.

Ekonomi sirkular adalah sistem ekonomi di mana berbeda dengan linear tradisional, berusaha menjaga agar sumber daya dapat dipakai selama mungkin dan meregenerasi produk dan bahan pada setiap akhir umur layanan.

Baca juga: KLHK beri Anugerah Proper 2020 perusahaan taat aturan lingkungan

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020