pembangunan jargas ini sangat penting karena dapat menekan defisit transaksi berjalan dan mengokohkan ketahanan energi nasional
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mendesak agar pembangunan jaringan gas nasional dapat dipercepat karena memiliki berbagai manfaat yang sangat penting selain mendukung ketahanan energi di Tanah Air.

"Percepatan pembangunan jargas ini sangat penting karena dapat menekan defisit transaksi berjalan dan mengokohkan ketahanan energi nasional," kata Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Mulyanto mengaku kecewa dengan laporan Kementerian ESDM tentang realisasi target pembangunan jaringan gas yang baru mencapai 16,5 persen dari yang telah ditentukan sebelumnya.

Untuk itu, ujar dia, Kementerian ESDM diharapkan dapat mempercepat pembangunan jaringan gas secara nasional agar program substitusi impor LPG dengan gas alam dapat terlaksana.

"Target pemerintah di tahun 2024 adalah sebesar 4 juta sambungan rumah tangga jargas. Sementara realisasi sampai dengan tahun 2020, baru mencapai total sebesar 660 ribu SR atau sekitar 16,5 persennya. Masih sangat jauh dari target, padahal waktu yang tersisa tinggal 3 tahun lagi," papar Mulyanto.

Ia mengingatkan bahwa dengan memanfaatkan gas alam, negara dapat menghemat anggaran sebesar Rp 3,3 triliun/tahun.

Hal itu, ujar dia, disebabkan harga gas alam lebih murah dan cadangannya berlimpah. Sedangkan di sisi masyarakat, pemanfaatan gas alam ini dapat mengurangi pengeluaran secara total hingga Rp 0,3 triliun/tahun.

Berdasarkan data Kementerian ESDM yang dihimpun dari Neraca Gas Bumi Indonesia 2018-2027, per Januari 2017 Indonesia memiliki cadangan gas bumi sebanyak 142,72 TSCF atau setara dengan 1,53 persen cadangan gas bumi di dunia.

Dari jumlah tersebut, 100,36 TSCF merupakan cadangan gas terbukti dan 42,36 TSCF merupakan cadangan gas potensial.

Kementerian ESDM juga mencatat lifting gas bumi Indonesia akan mengalami fluktuasi hingga mencapai puncaknya di tahun 2022 sebesar 8.661 MMSCFD, kemudian mengalami penurunan menjadi 8.048 MMSCFD di tahun 2027 nanti.

Pada 2019, lifting gas bumi Indonesia berada di level 1.060 MBOEPD. Sedangkan di tahun ini pemerintah mematok target lifting gas bumi sebesar 1.191 MBOEPD.

Baca juga: Tidak penuhi standar, warga di kabupaten ini tolak pembangunan jargas
Baca juga: Jargas di kabupaten calon ibu kota baru ditargetkan rampung akhir 2020
Baca juga: PGN-Pertagas mulai integrasikan infrastruktur pipa

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020