"Berawal dari corat coret di atas kertas, lalu membeli kain dan membawanya ke tukang jahit menghasilkan celana sarung dengan aplikasi kain batik yang saya pakai untuk Sholat Jumat. Pikir saya jika hendak "bertemu" Dia selayaknya menggunakan pakaian terbaik yang kita punya," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Minggu.
Ronal yang mengaku tertarik pada kain nusantara seperti batik, lurik dan tenun lalu mengunggah foto sembari mengenakan pakaian rancangannya di laman Instagram dan mendapat respon positif.
Baca juga: Tren fesyen 2021 menurut Raline Shah dan Jessica Iskandar
Baca juga: RiaMiranda Annual Trunk Show digelar virtual, bertema refleksi pribadi
"Sedikitpun tidak menyangka foto yang saya unggah di instagram mendapat banyak respon positif. Dengan desain yang lain seminggu kemudian hal yang sama saya ulangi lagi. Hasilnya semakin banyak respon positif yang saya terima bahkan beberapa diantara bertanya dimana bisa membelinya," tutur dia.
Ronal jadi serius merancang busana sembari mengeksplorasi motif batik, lurik, dan tenun dari berbagai daerah di Indonesia. Idenya mengalir deras dan hadirlah label "Lawlaka" yang diambil dari hadis qudsi "lawlaka, lawlaka, maa khalaqtu alaflaka" yang artinya "Jika bukan karena engkau, jika bukan karena engkau (wahai Muhammad), Aku tidak akan menciptakan ufuk (alam) ini.”
Awalnya dia hanya merancang busana khusus untuk kegiatan keagamaan, tetapi dalam perkembangannya lebih banyak desain untuk daily yang bisa dipakai di berbagai kegiatan.
Ronal berusaha menghadirkan koleksi terbatas yang bukan pada model tetapi motif batik, lurik, atau tenunnya, artinya warna dan motif berbeda pada model busana yang bisa sama.
Saat ini produk Lawlaka bisa didapatkan secara online melalui laman Instagram dan website resmi Lawlaka, e-commerce, agen dan distributor di Indonesia dan salah satu departement store kawasan Senayan, Jakarta.
Baca juga: Ronal Surapradja: Sukabumi Ibu Kota mochi dunia
Baca juga: Ronal Surapradja dan hidangan Lebaran nenek
Baca juga: Ronal Surapradja Ubah Penampilan
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020
