Bantuan berupa peralatan pendukung pengolahan hingga pemasaran kopi yang menghadirkan spesies kuda laut
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan mendukung pemanfaatan biofarmakologi laut dengan menyalurkan bantuan sarana pengolahan biofarmakologi senilai Rp99,8 juta kepada kelompok pengolah dan pemasaran di Bintan, Kepulauan Riau.

"Bantuan berupa peralatan pendukung pengolahan hingga pemasaran kopi yang menghadirkan spesies kuda laut," kata Staf Ahli Menteri Bidang Ekologi dan Sumberdaya Laut KKP, Pamuji Lestari dalam siaran pers di Jakarta, Minggu.

Pamuji Lestari yang akrab disapa Tari menegaskan KKP akan mendukung upaya pengembangbiakan kuda laut yang spesiesnya terbatas ini sehingga budidaya bisa efektif dan efisien mendukung aktivitas produksi masyarakat pesisir.

Tari mengapresiasi pemanfaatan kuda laut yang spesiesnya sangat terbatas, namun sudah ada solusi untuk dibudidayakan. KKP berkomitmen untuk membantu peningkatan pemanfaatan kuda laut melalui budidaya.

"Semoga upaya Poklahsar (Kelompok Pengolah dan Pemasaran) Kopi Kuda Laut bisa menjadi percontohan sembari kita benahi yang lainnya,” tutur Tari.

Menurut Tari, pemanfaatan biofarmakologi kelautan bertujuan tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir selaku penyedia bahan baku dari alam, tapi mendorong pengolahan hingga pemasaran sehingga produk bernilai jual lebih tinggi.

Sementara itu, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (KKHL), Andi Rusadi menjelaskan kuda laut di Indonesia belum diatur perlindungannya, tetapi masuk dalam daftar Appendix II CITES.

Meski demikian, ujar Andi Rusadi, perlindungan pun tidak akan menutup semua pintu pemanfaatan.

“Untuk saat ini pemanfaatannya aman, tetapi tidak menutup kemungkinan ke depan segera diatur. Tapi, konservasi tidak menutup kemungkinan pemanfaatannya, sehingga masyarakat tak perlu khawatir," jelas Andi.

Ia mengemukakan, Kuda laut dipercaya mengandung banyak manfaat dan dikenal sebagai obat tradisional di China. Saat ini pun tak hanya dalam negeri, kuda laut kering juga diekspor hingga keluar Indonesia.

Untuk itu, KKP berusaha memunculkan nilai ekonomi dengan ekspor yang tidak hanya berupa biota kering, tapi diolah terlebih dahulu dulu sehingga memberi nilai tambah bagi pendapatan masyarakat.

Baca juga: KKP targetkan ekspor kuda laut hingga 10.000 ekor pada tahun 2024
Baca juga: Penyelundupan kuda laut kering di Bandara Adisutjipto digagalkan

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020