Ada beberapa yang mengalami dampak minor, namun tidak satu pun yang mengalami dampak serius
Beijing (ANTARA) - China mulai menghitung kebutuhan vaksin COVID-19 dalam negeri, khususnya untuk orang-orang yang bekerja di sektor berisiko tinggi.

Sebelumnya China sedang berencana memberikan vaksin kepada 50 juta orang kelompok berisiko tinggi yang diperkirakan akan dilakukan sebelum Tahun Baru Imlek pada 12 Februari 2021, demikian media resmi setempat, Selasa.

Imlek merupakan puncak kepadatan arus mudik terbesar di dunia. Wabah COVID-19 pertama kali merebak di Wuhan menjelang perayaan terbesar warga China itu.

Setelah 50 juta orang menerima vaksin, maka risiko penularan COVID-19 sedikit berkurang.

Baca juga: Fosun Pharma bakal pasok 100 juta dosis vaksin COVID BioNTech ke China
Baca juga: Brazil sebut izin pakai darurat vaksin COVID-19 China tak transparan


Hanya 70 persen dari total populasi, maka masyarakat China sudah memenuhi standar minimum kelompok imunitas terhadap COVID-19, demikian pendapat para pakar.

Hampir sejuta warga telah menjadi relawan uji vaksin. Uji klinis tahap pertama hingga ketiga menunjukkan bahwa vaksin buatan China aman digunakan.

"Ada beberapa yang mengalami dampak minor, namun tidak satu pun yang mengalami dampak serius," kata Direktur Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan, Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), Zheng Zhongwei. 

Baca juga: WSJ: Vaksin COVID Sinovac China terlihat ampuh dalam uji klinis Brazil
Baca juga: Vaksin buatan Sinopharm dan Sinovac dihargai Rp433 ribu per dosis

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020