Saat ini telah tersaji dalam sistem DPCS produk subsidi untuk jenis Urea dan NPK
Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) menerapkan inovasi pada bidang teknologi informasi bernama Distribution Planning and Control System (DPCS) yang dapat memperketat pengawasan distribusi pupuk bersubsidi.

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal mengatakan teknologi ini berupa sistem terintegrasi yang didesain untuk melakukan kontrol rantai pasok distribusi pupuk bersubsidi yang optimal dan aman sepanjang tahun dari pusat produksi sampai dengan lini IV.

"Fungsi dan manfaat DPCS yaitu mempermudah monitoring distribusi stok pupuk secara nasional yang dilakukan oleh Pupuk Indonesia Grup, yang menampilkan data dari lini 1 hingga lini 4 secara real time, termasuk pupuk dalam perjalanan (intransit) dan juga status pelabuhan," kata Gusrizal dalam konferensi pers di Gedung Phonska Jakarta, Selasa.

Melalui DPCS, perusahaan dapat memonitor kegiatan distribusi, dan memonitor stok pupuk di lapangan secara tepat waktu (real time).


Baca juga: Teken MoU dengan DJP, Pupuk Indonesia Grup dukung transparansi pajak

Dengan demikian, upaya ini dapat meminimalisasi potensi kekurangan pupuk di daerah, dan meningkatkan akurasi perencanaan distribusi sehingga pupuk dapat diterima pelanggan sesuai dengan prinsip 6 Tepat, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Tempat, Tepat Harga, Tepat Jenis dan Tepat Mutu.

Gusrizal menjelaskan DPCS dapat dijadikan alat bagi manajemen Pupuk Indonesia dalam pengambilan keputusan secara cepat dan tepat. Pasalnya, berkat DPCS, kini Perseroan memiliki fitur deteksi dini (early warning system) pada tiap daerah yang mengalami kekurangan atau kelebihan pupuk.

"Saat ini telah tersaji dalam sistem DPCS produk subsidi untuk jenis Urea dan NPK. Kami tengah dalam proses melengkapi produk subsidi lainnya seperti ZA, SP-36, dan Organik," kata dia.

Selain stok pupuk, data yang tersaji dalam sistem DPCS juga meliputi penjualan, alokasi di setiap daerah, kapasitas gudang, posisi pupuk yang dalam perjalanan baik darat maupun laut, kontak staf pemasaran di masing-masing wilayah, distributor, pengecer serta informasi rinci lainnya.

Baca juga: Pupuk Indonesia targetkan Agro Solution capai 25.000 hektare pada 2021


Secara teknis, DPCS merupakan data terintegrasi yang berbasiskan data geospasial. Basis data utama DPCS didapat dari beberapa sistem yang sudah dimiliki Pupuk Indonesia Grup. Data-data tersebut dikumpulkan pada warehouse untuk selanjutnya ditampilkan dalam bentuk web berbasis data spasial.

Inovasi ini sangat kompleks karena meliputi wilayah distribusi pupuk subsidi yang sangat luas, dengan karakter setiap wilayah berbeda dan unik, melibatkan banyak distributor dan pengecer.

Meski begitu, kompleksitas DPCS dipermudah melalui Distribution Requirement Planning (DRP), yakni model skenario dan struktur distribusi yang terdiri dari pusat produksi, wilayah provinsi, kabupaten/kota dan gudang yang terbagi pada beberapa kelompok data.

Baca juga: Pupuk Indonesia siap bangun pabrik petrokimia di wilayah Blok Masela

Baca juga: Pupuk Indonesia perkuat stok akhir tahun hingga ke kios-kios

Baca juga: Mentan luncurkan integrasi data dan RDKK NIK permudah distribusi pupuk



 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020