New York (ANTARA) - Misi penjaga perdamaian bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Afrika di wilayah Darfur Sudan akan berakhir pada 31 Desember, Dewan Keamanan PBB memutuskan pada  Selasa.

Misi perdamaian tersebut sudah beroperasi di Darfur selama lebih dari 13 tahun.

Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 orang dengan suara bulat mengadopsi resolusi yang mengakhiri mandat untuk misi tersebut, yang dikenal sebagai UNAMID, pada akhir bulan.

Resolusi tersebut mengungkapkan penarikan pasukan setiap enam bulan dengan penarikan penuh pada 30 Juni.

Baca juga: Indonesia dukung resolusi DK PBB tentang misi pemeliharaan perdamaian
Baca juga: Prabowo: Indonesia akan intensifkan upaya pemeliharaan perdamaian


Menurut laman misi penjaga perdamaian PBB, saat ini ada sekitar 4.000 tentara, 480 penasihat polisi, 1.631 polisi, 483 staf sipil internasional dan 945 staf sipil nasional di lapangan.

Konflik menyebar di wilayah Darfur barat Sudan dari tahun 2003 setelah sebagian besar pemberontak non-Arab bangkit melawan Khartoum. Pasukan pemerintah dan terutama milisi Arab yang bergerak untuk menekan pemberontakan dituduh melakukan kekejaman yang meluas. Diperkirakan 300.000 orang tewas dan 2,5 juta mengungsi.

Mantan Presiden Sudan Omar al-Bashir digulingkan oleh militer pada April 2019 setelah berbulan-bulan protes terhadap kondisi ekonomi yang buruk dan pemerintahan otokratis tiga dekade Bashir.

Sebuah pemerintahan transisi dibentuk berdasarkan perjanjian pembagian kekuasaan selama tiga tahun antara militer dan kelompok sipil yang dimaksudkan untuk menghasilkan pemilihan yang bebas dan adil.

Pada bulan Juni, Dewan Keamanan membentuk misi politik PBB untuk membantu transisi politik Sudan, mendukung proses perdamaian, membantu pembangunan perdamaian, perlindungan sipil dan supremasi hukum, khususnya di Darfur, dan membantu mengoordinasikan bantuan kemanusiaan dan bantuan pembangunan.

Banyak penduduk Darfur mengatakan UNAMID belum secara efektif melindungi mereka, tetapi mereka khawatir penarikan itu akan membuat mereka lebih rentan dan telah melancarkan protes dalam beberapa pekan terakhir.

Pada bulan Oktober, otoritas transisi Sudan menyelesaikan kesepakatan damai dengan beberapa kelompok pemberontak dari Darfur. Namun kesepakatan tersebut mengecualikan kelompok yang paling aktif di lapangan.

Sumber : Reuters

Baca juga: Menlu RI minta dunia dukung misi perdamaian PBB di tengah COVID
Baca juga: Dukung negosiasi damai Afghanistan, misi UNAMA diperpanjang setahun

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020