Jakarta (ANTARA) - Sutradara Lee Eung-bok dikenal lewat serial televisi laris "Descendants of the Sun" (2016), "Guardian: The Lonely and Great God" (2016) dan "Mr. Sunshine" (2018). Walau latar belakang dan genrenya berbeda-beda, ketiga serial ternama itu sebetulnya merupakan kisah cinta antara dua sejoli.

Dua tahun kemudian, Lee kembali beraksi di kursi sutradara untuk mengarahkan serial Netflix "Sweet Home". Kali ini, dia memilih serial horor, bukan genre romantis atau fantasi yang membuatnya populer di Asia.

Baca juga: Ini dia lima monster di serial "Sweet Home"

Dalam wawancara dengan Yonhap, sutradara mengatakan serial terbarunya ini sama-sama seru dan menyenangkan seperti serial sebelumnya, diwarnai dengan kemanusiaan dan kasih sayang yang tersirat di dalam cerita.

"Ini kisah monster, tapi bukan cuma soal monster," kata dia. "Ini bercerita tentang tetangga-tetangga yang berjuang melawan musuh tak terbayangkan dalam solidaritas."

"Sweet Home", diangkat dari webtoon populer berjudul sama karya Kim Kan-bi dan Hwang Young-chan, berkisah tentang remaja bernama Hyun-soo (Song Kang) yang tinggal di apartemen Green Home setelah kehilangan kedua orangtuanya.

Suatu hari, manusia-manusia mendadak berubah jadi monster, lalu remaja itu bekerjasama dengan tetangga-tetangganya di apartemen untuk melawan monster demi bertahan hidup.

Genre horor mungkin kurang familier untuk Lee yang menciptakan drama remaja populer seperti "Dream High" hampir satu dekade lalu.

Baca juga: "Sweet Home", pilihan serial thriller monser Korea Selatan pekan ini

Tapi dia berani mengambil tantangan menyuguhkan genre baru karena kemanusiaan yang disajikan di versi komik telah menyentuh hatinya.

"Dalam cerita, monster menampilkan hasrat manusia. Ini tentang bagaimana monster diciptakan dan berkembang lebih jauh."

Dalam serial ini, manusia tidak menjadi monster gara-gara penyakit, seperti kisah zombie atau monster lainnya. Transformasi menjadi monster justru disebabkan hasrat mendalam manusia. Contohnya, monster protein melambangkan obsesi manusia yang ingin punya kondisi fisik fit dan sempurna.

Tidak seperti film monster lain, Lee tidak fokus pada konflik yang terjadi antara manusia dan monster, tapi dia berkonsentrasi kepada bagaimana manusia merespons dan menghadapi manusia lain yang berubah jadi monster.

"Orang-orang dengan latar belakang berbeda dan tidak mengenal satu sama lain membentuk perkumpulan tentatif untuk bertahan," katanya. "Saya kira inilah perbedaan yang ingin disampaikan 'Sweet Home'".

Salah satu hal tersulit dalam serial itu adalah menciptakan visualisasi bahwa monster ini perwujudan dari hasrat dan nafsu manusia.

"Saya harus memikirkan detail dan kemiripan dengan komik aslinya," ujar dia. "Butuh biaya besar untuk mewujudkan makhluk imajinatif ini."

Jadi, dia berkolaborasi dengan kru visual efek internasional seperti Legacy Effects, yang bekerja untuk film "Avatar" dan "Avengers", untuk mewujudkan karakter-karakter dari komik menjadi versi tontonan.

Dia mengungkapkan, salah satu pengeluaran terbesar dari dana pembuatan "Sweet Home" senilai 3 miliar won dihabiskan untuk satu apisode, khususnya pada efek visual.

Berkat plot yang segar dan visual efek yang serupa nyata, "Sweet Home" banyak dibicarakan oleh penonton Netflix. Serial itu menduduki peringkat ketiga dalam daftar serial TV yang paling banyak ditonton, Selasa (22/12) dan menempati peringkat pertama dalam daftar di 10 negara, termasuk Korea Selatan, Singapura dan Taiwan.

Dia mengatakan hingga saat ini belum ada rencana untuk musim kedua, meski ada teka-teki yang belum terjawab di episode pamungkas.

"Saya sedang mempelajari ulasan-ulasan dari proyek ini, baik atau buruk. Mungkin saya bisa lanjut ke musim berikutnya setelah selesai mempelajari ulasan-ulasan ini."

Lee kini sedang menyutradarai serial TV lain berjudul "Cliffhanger" atau "Jirisan" yang dibintangi Jun Ji-hyun serta Ju Ji-hoon. Serial itu rencananya tayang tahun depan, demikian Yonhap dikutip Kamis.


Baca juga: Adaptasi webtoon "True Beauty" dan "Sweet Home" tayang bulan ini

Baca juga: Webtoon "Sweet Home" diadaptasi jadi serial oleh sutradara "Goblin"

Baca juga: Lima daya tarik drama baru Ji Chang-wook "Lovestruck in the City"

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020