Euro menguat 0,43 persen menjadi 126,77 yen
New York (ANTARA) - Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) dan euro menguat terhadap yen karena sentimen risiko membaik setelah kesepakatan perdagangan Inggris dengan Uni Eropa dan keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menyetujui paket stimulus fiskal baru.

Inggris pada Kamis (24/12/2020) meraih kesepakatan perdagangan Brexit yang sempit dengan Uni Eropa, hanya tujuh hari sebelum keluar dari salah satu blok perdagangan terbesar di dunia dalam pergeseran global paling signifikan sejak kehilangan kerajaannya.

"Apa yang kami lihat adalah kelanjutan dari penetapan harga dari risiko keras Brexit," kata Ulrich Leuchtmann, kepala riset valas di Commerzbank di Frankfurt, dikutip dari Reuters.

Baca juga: Emas turun 2,8 dolar, saat saham AS menguat dan dolar "rebound"

Sentimen risiko juga membaik setelah Trump pada Minggu (27/12/2020) menandatangani undang-undang bantuan pandemi dan paket pengeluaran senilai 2,3 triliun dolar AS, memulihkan tunjangan pengangguran bagi jutaan orang Amerika dan mencegah penutupan pemerintah federal.

Euro menguat 0,43 persen menjadi 126,77 yen. Mata uang tunggal mencapai tertinggi tujuh bulan di 1,0892 terhadap franc Swiss, sebelum jatuh kembali ke 1,0858, atau hanya naik 0,04 persen pada hari itu.

Mata uang tunggal turun 0,09 persen terhadap dolar AS pada 1,2209 dolar. Euro menguat 1,00 persen sterling menjadi 0,9077.

Sterling telah berkinerja buruk sejak kesepakatan Brexit dicapai, dengan para pedagang mengatakan berita itu kemungkinan besar telah diperkirakan.

Baca juga: Dolar menyusut, setelah Inggris-UE sepakati perdagangan pasca-Brexit

Juga "Saya berpendapat bahwa ini adalah pasar perlahan tapi pasti mengakui bahwa ini bukan kesepakatan yang optimal untuk Inggris," kata Andreas Steno Larsen, kepala valas global dan ahli strategi harga di Nordea di Kopenhagen.

"Ini adalah kesepakatan yang sangat tipis yang hanya menghindari tepi tebing, tetapi masih ada celah besar yang harus ditangani pada tahun 2021, dan perdagangan tanpa gesekan tidak dijamin," kata Larsen.

Pound Inggris turun 0,66 persen terhadap dolar AS menjadi 1,3447 dolar, dan bertahan di bawah level tertinggi dua setengah tahun di 1,3625 dolar yang dicapai pada 17 Desember.

Bitcoin melonjak 2,74 persen menjadi 26.695 dolar AS tetapi berada di bawah rekor tertinggi 28.378 dolar AS yang dicapai pada Minggu (27/12/2020).

“Ada banyak antusiasme di antara pedagang (kripto) yang benar-benar percaya pada kelas aset ini, dan mereka tahu bahwa reli baru saja dimulai ketika kami hanya memulihkan kerugian selama beberapa tahun terakhir,” Naeem Aslam, kepala analis pasar di AvaTrade mengatakan dalam sebuah laporan.

Dolar naik 0,14 persen terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya menjadi 90,32.

Investor bertaruh dolar akan terus menurun - turun lebih dari 6,0 persen tahun ini - di tengah ekspektasi Federal Reserve akan menahan suku bunga mendekati nol dan ekonomi AS akan berjuang untuk pulih dari penutupan terkait virus corona.

Win Thin, kepala strategi mata uang global di Brown Brothers Harriman, memperkirakan indeks dolar akan menguji posisi terendah Februari 2018 di 88,25. Kemudian "apa yang terjadi pada greenback setelah itu akan sangat bergantung pada seberapa baik AS mengendalikan virus pada 2021 serta prospek untuk stimulus fiskal lebih lanjut," kata Thin dalam sebuah laporan.

Baca juga: Minyak turun, kekhawatiran permintaan berlanjut melebihi stimulus AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020