Semua grup di bawah naungan Big Hit berasal dari sublabel berbeda dan mereka tidak memiliki ikatan keluarga
Jakarta (ANTARA) - Perhelatan konser daring akhir tahun yang digelar agensi Big Hit "2021 New Year's Eve Live" pada 31 Desember 2020 lalu tak lepas dari penampilan memukau para artis mulai dari BTS hingga GFRIEND.

Momen paling mencolok selama pertunjukan 180 menit itu yakni saat para artis Big Hit berkolaborasi membawakan lagu-lagu populer milik Shin Hae-chul, salah satunya "To You". Kolaborasi ini sebagai penghormatan kepada bintang ikonik tahun 1990-an itu.

Pertunjukan dimulai dengan perkenalan penyanyi rap grup idola K-pop Bangtan Sonyeondan (BTS) Suga yang kembali dari rehatnya setelah menjalani operasi baru.

Baca juga: Konser virtual "SMTown Live" raih 35,8 juta penonton

"Sekarang, kita akan bertemu dengan masa lalu kita," kata Suga

Selanjutnya, hologram Shin Hae-chul muncul di latar belakang dan memimpin pertunjukan. Heeseung ENHYPEN, Baekho NU'EST, penyanyi-produser Bumzu, Yuju GFriend dan Taehyun TXT memamerkan kemampuan menyanyi mereka ditemani sekelompok pemain musik tradisional untuk menambah cita rasa khas Korea pada lagu.

Selanjutnya, giliran Ren NU'EST, Huening Kai TXT dan Jay ENHYPEN juga memukau penonton melalui lagu "What Do You Really Want" (2002). Musisi klasik Korea Jang Seo-yoon menambahkan suaranya ke pertunjukan, sehingga terjadi perpaduan suara tradisional dan modern.

"Beberapa orang tidak begitu mengerti mengapa Big Hit Labels tiba-tiba memutuskan untuk memberi penghormatan kepada Hae-chul mengingat tidak ada artisnya yang memiliki hubungan khusus dengan mendiang penyanyi," kata profesor antropologi budaya di George Mason University Korea, Lee Gyu-tag, seperti dikutip dari The Korea Times, Sabtu.

Baca juga: Kejutan SHINee hingga Red Velvet di konser gratis "SMTOWN LIVE" 2021

"Saya pikir Big Hit melakukannya karena memiliki konsep khusus untuk konser yang dapat menyatukan semua penyanyi," imbuh dia.

Menurut Gyu-tag CEO Big Hit, Bang Si-hyuk terinspirasi Hae-chul tidak hanya pada prestasi musiknya tetapi juga untuk usahanya dalam keadilan sosial.

Selain kolaborasi, konser juga diwarnai penampilan grup ENHYPEN yang membawakan "Let Me In (20 CUBE)," TXT dengan lagu "Puma," Bumzu yang menyanyikan lagu "Beautiful," kemudian, penyanyi Lee Hyun dengan "The Best Of Mine," GFRIEND menghadirkan "Mago," NU'EST" dengan "Drive .

Tim produksi memanfaatkan teknologi augmented reality (AR) dan pengaturan panggung yang penuh warna sehingga para penyanyi bisa menyuguhkan suasana meriah dan sentimental kepada pemirsa di seluruh dunia.

Baca juga: Kemarin, fakta film "Soul hingga konser K-Pop gratis

BTS memimpin panggung dengan lagu-lagu populer mereka termasuk "Dynamite", "Best Of Me," "Make It Right," "Boy With Luv", "Life Goes On" dan "MIC Drop". Musisi Steve Aoki, Lauv, dan Halsey hadir secara virtual dalam pertunjukan tersebut.

Di akhir konser, para artis Big Hit menyampaikan terima kasih kepada penggemar mereka, ucapan "Selamat Tahun Baru" dan mengungkapkan harapan untuk bertemu langsung dengan para penggemar.

"Pada tahun 2020, aku banyak merenungkan tentang apa itu kebahagiaan. Aku senang saat berada di atas panggung dan dapat melihat penggemar kami. Seperti tahun sebelumnya, di tahun 2021, aku akan berusaha keras untuk memanfaatkan kesempatan untuk bertemu dengan kalian," kata personel termuda BTS, Jungkook.

Pemimpin BTS, RM, berkata: "2020 telah berlalu dan momen yang kami tunggu-tunggu akan segera datang. Tolong tetap bersama kami."

Baca juga: Arashi, BTS hingga TWICE jadi artis terlaris sepanjang 2020 di Jepang

Muncul kritik

Tidak semua orang menyukai konser tersebut. Beberapa penggemar BTS melampiaskan ketidakpuasan mereka kepada Big Hit. Menurut mereka, Big Hit terlalu banyak menjual nama BTS untuk memberikan pasar bagi penyanyi lainnya.

Sebagai wujud rasa tak puas, mereka bahkan mengirim sebuah truk ke tempat berlangsungnya konser. Mereka menuliskan, "Kami adalah penggemar BTS, bukan Big Hit."

"Semua grup di bawah naungan Big Hit berasal dari sublabel berbeda dan mereka tidak memiliki ikatan keluarga. Big Hit menyatukan mereka untuk keuntungannya sendiri, tetapi ini tidak boleh memaksa para penggemar untuk bersatu dan mendukung semua penyanyi," kata mereka.

"Untuk label K-pop, identitas merek memainkan peran sentral karena membantu mempromosikan penyanyi rookie dengan lebih mudah dan menciptakan sinergi," menurut Gyu-tag.

Di sisi lain, ada juga yang keberatan dengan harga tiket konser. Menurut penggemar, harga 39.500 dan 59.500 won atau setara Rp517.109 -778.936 terlalu mahal untuk sebuah konser dari label agensi.

Meski demikian, Big Hit menyatakan akan menggelar konser serupa setiap tahun.

Baca juga: Sederet acara musik rayakan Tahun Baru 2021 di rumah saja

Baca juga: Kejutan SHINee hingga Red Velvet di konser gratis "SMTOWN LIVE" 2021

Baca juga: 1 Januari, SM Entertainment buat konser daring gratis

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021