Singapura (ANTARA) - Pemerintah Singapura akan mempertimbangkan untuk melonggarkan pembatasan perjalanan bagi orang-orang yang telah divaksinasi COVID-19, termasuk mereka yang berencana mengunjungi negara itu untuk Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang diselenggarakan Mei.

Pusat bisnis dan pariwisata Asia Tenggara itu telah melarang perjalanan rekreasi karena pandemi, dan membuat perjanjian bisnis dan perjalanan resmi yang terbatas dengan negara-negara tertentu.

Sebagian besar penduduk Singapura yang kembali harus mengisolasi diri di hotel yang ditentukan atau di rumah hingga dua minggu.

"Jika ada bukti yang jelas bahwa risiko penularan dapat diturunkan secara signifikan (dengan vaksin), kami pasti akan mempertimbangkan beberapa pelonggaran untuk aturan SHN (pemberitahuan tinggal di rumah) bagi pelancong yang divaksinasi," kata wakil kepala satuan tugas pemerintah urusan virus, Lawrence Wong, di parlemen, Senin.

Negara pulau kaya, yang sebagian besar memberantas penyakit secara lokal, itu minggu lalu menjadi salah satu negara pertama di Asia yang memulai program inokulasi nasional.

Studi pemerintah menunjukkan hampir 60 persen orang bersedia divaksinasi, kata Kementerian Kesehatan Singapura pada Senin.

Namun, beberapa orang menyatakan keraguan karena rendahnya risiko infeksi di Singapura dan kekhawatiran tentang kemungkinan efek samping dari vaksin yang dikembangkan dengan cepat.

Wong mengatakan pembatasan juga dapat ditinjau bagi pelancong yang divaksinasi untuk hadir pada WEF, yang biasanya menarik kehadiran ribuan politisi, pebisnis, dan selebritas dari seluruh dunia.

Pertemuan tahunan itu telah dipindahkan dari tempat asalnya di Davos, Swiss, karena kekhawatiran virus di Eropa.


Sumber: Reuters

Baca juga: Singapura akan larang masuk WNA yang punya riwayat perjalanan ke Afsel

Baca juga: Singapura konfirmasi kasus pertama varian baru COVID-19 Inggris

Baca juga: Singapura buka "travel bubble" bisnis untuk semua negara mulai Januari


 

Hari pertama pengaturan koridor perjalanan RI-Singapura sepi

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021