New York (ANTARA) - Dolar AS sedikit menguat setelah jatuh ke level terendah sejak April 2018 pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), ketika melonjaknya kasus virus corona merusak sentimen bullish yang telah memulai tahun baru di pasar global dan mendorong investor beralih ke mata uang berisiko, seperti yuan China dan euro.

Dengan suku bunga AS disematkan pada rekor terendah, defisit besar-besaran AS, dan keyakinan bahwa rebound perdagangan dunia akan mendorong mata uang non-dolar lebih tinggi, dolar awalnya melemah pada hari pertama perdagangan 2021 setelah jatuh hampir tujuh persen pada 2020.

Tetapi kerugian untuk dolar berbalik ketika selera risiko memburuk tak lama setelah pembukaan perdagangan untuk pasar ekuitas AS, dengan indeks-indeks utama jatuh lebih dari satu persen di tengah kekhawatiran atas peluncuran vaksin virus corona dan hasil pemilihan putaran kedua di negara bagian Georgia yang akan menentukan kendali atas Senat AS.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,159 persen, setelah menyentuh posisi terendah 89,415, level yang terakhir terlihat pada 17 April 2018.

“Masih banyak kendala di depan pasar saat ini, optimisme pasar hanya dapat melampaui risiko jangka pendek untuk waktu yang lama,” kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington DC.

Itulah yang membantu memperlambat penurunan dolar.

Mata uang China adalah penerima manfaat terbesar dari perdagangan dolar yang lemah sehingga yuan meroket ke level tertinggi dua setengah tahun.

Yuan menguat menjadi 6,44 yuan per dolar setelah Beijing memangkas bobot dolar AS dalam keranjang indeks mata uang utama. Itu bisa mendorong nilai yuan lebih tinggi terhadap rekan-rekannya tahun ini, kata analis, sementara aktivitas pabrik China terus meningkat pada Desember.

Setelah penurunan karena ambil untung Malam Tahun Baru, euro menguat 0,9 persen menjadi 1,2246 dolar, setelah mencapai tertinggi 1,231 dolar, level tertinggi sejak April 2018 ketika indikator ekonomi positif membantu mata uang tersebut menguat.

Juga, ukuran pertumbuhan yang diawasi ketat dalam aktivitas manufaktur Inggris naik ke level tertinggi dalam tiga tahun karena pabrik bergegas untuk menyelesaikan pekerjaan sebelum akhir periode transisi pasca-Brexit pada 31 Desember.

Namun, sterling melepaskan keuntungan awalnya terhadap dolar, mundur di bawah 1,37 dolar karena langkah-langkah penguncian yang lebih ketat akan diberlakukan. Sterling diperdagangkan terakhir pada 1,3557 dolar, melemah 0,83 persen pada hari itu.

Mata uang safe-haven yen Jepang menguat 0,05 persen terhadap greenback pada 103,17 per dolar, setelah Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan pemerintahnya sedang mempertimbangkan keadaan darurat di Tokyo karena kasus virus corona meningkat.

Bitcoin sempat jatuh ke serendah 27.734 dolar, setelah keuntungan selama jeda tahun baru yang membuat mata uang kripto paling populer di dunia itu naik ke rekor 34.800 dolar. Terakhir turun 5,09 persen menjadi 31.411,95 dolar.

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021