berharap terlaksana dengan baik
Pekanbaru (ANTARA) - Jumlah vaksin COVID-19 dari PT Biofarma yang baru tiba di Provinsi Riau, Selasa, belum cukup untuk memenuhi kebutuhan semua tenaga kesehatan yang berjumlah 35.985 orang di daerah berjuluk "bumi lancang kuning" itu.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, di Pekanbaru, mengatakan pengiriman tahap pertama vaksin yang diterima baru mencapai 20.000 dosis. Karena itu, pemerintah daerah akan melakukan vaksinasi secara bertahap untuk seluruh tenaga kesehatan.

"Di Provinsi Riau ada 35.985 sasaran tenaga kesehatan dan tentunya itu akan dilaksanakan secara bertahap. Datang 20 ribu dosis dulu, nanti akan datang lagi sebanyak yang dibutuhkan tersebut," kata Mimi.

Ia mengatakan tahap pertama pendistribusian vaksin Sinovac produksi Biofarma ke seluruh Indonesia berlangsung mulai Januari hingga April 2021. "Untuk pendistribusian vaksin dan jadwal vaksinasi, kita masih menunggu EUA (Emergency Use Authorization-Red.) dari BPOM," katanya.

Sedangkan, untuk pendistribusian tahap kedua direncanakan mulai April hingga Maret 2022 untuk kelompok prioritas lainnya seperti TNI/Polri, tenaga pengajar, tokoh masyarakat, termasuk ke masyarakat umum. "Untuk Riau sasarannya ada 4,8 juta orang untuk divaksin, diantaranya untuk tenaga kesehatan 35.985 orang," ujarnya.

Baca juga: 22.000 vaksin COVID-19 Biofarma untuk Riau dikirim via jalan darat

Sementara itu, Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution mengatakan arahan terbaru Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian saat Rakor Persiapan Vaksinasi COVID-19 menyatakan, untuk vaksinasi perdana selain tenaga kesehatan juga diprioritaskan untuk tokok masyarakat di daerah. Menurut Edy, pemerintah pusat kini menunggu laporan 10 nama tokoh masyarakat yang akan diberikan vaksin Sinovac.

Tokoh masyarakat tersebut, juga termasuk diantaranya tokoh agama hingga anggota DPRD Riau maupun kabupaten dan kota.

"Ada arahan dari Mendagri pada saat Rakor, di masing-masing daerah, tanggal 11 Januari ditunggu nama-nama tokoh yang akan divaksin terlebih dahulu, baik tokoh masyarakat, agama, rekan-rekan dari DPRD," kata Edy Afrizal Natar Nasution, usai meninjau vaksin yang sudah tiba di Pekanbaru.

Baca juga: Gubernur Riau mulai aktif bertugas setelah negatif COVID-19

Menurut dia, 10 tokoh masyarakat tersebut diharapkan menjadi panutan (row model) dalam pemberian vaksin COVID-19, untuk memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap pentingnya vaksin untuk mengatasi pandemi. "Sehingga, menjadi kepercayaan di masyarakat, bahwa vaksin ini aman. Kita berharap terlaksana dengan baik," katanya.

Ketua Ahli Epidemiologi Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan, mengatakan prioritas utama vaksinasi COVID-19 lebih baik adalah tenaga kesehatan terutama yang tugasnya bersentuhan langsung dengan pasien. Tenaga kesehatan harus jadi prioritas utama karena sebagai salah satu garda terdepan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Karenanya tenaga kesehatan harus didahulukan agar masyarakat bisa makin percaya pentingnya vaksinasi COVID-19, apalagi setiap orang harus dua kali divaksin untuk pembentukan kekebalan tubuh semakin baik. "Kalau tenaga kesehatan divaksin semua, maka masyarakat akan lebih percaya dan mau divaksin," ujar dr Wildan.

Baca juga: Tingkat kesembuhan napi COVID-19 di Riau capai 98,5 persen
Baca juga: Riau alokasi Rp474,3 miliar pada 2020 untuk tanggulangi COVID-19
 

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021