suara gemuruh intensitasnya lebih sering
Magelang (ANTARA) - Warga Dusun Babadan 1, Desa Paten, Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kembali ke lokasi pengungsian Banyurojo, Mertoyudan, seiring terjadinya peningkatan aktivitas Gunung Merapi.

Sebanyak 124 pengungsi dari Dusun Babadan 1 tersebut sampai di pengungsian Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Selasa sekitar pukul 14.00 WIB.

Para pengungsi dari kelompok rentan terdiri atas lansia, disabilitas, ibu hamil, dan anak-anak tersebut menuju tempat pengungsian diangkut dengan puluhan kendaraan roda empat, antara lain dari Kodim 0705/Magelang, Dishub, BPBD Kabupaten Magelang dan mobil dari warga setempat.

Baca juga: BPPTKG: Gunung Merapi mengeluarkan guguran diduga lava pijar

Koordinator Pengungsi Dusun Babadan 1 Wahyudi mengatakan warga kembali mengungsi karena aktivitas Gunung Merapi meningkat.

Ia menyampaikan waktu pengungsi pulang pada Senin (14/12), ada penurunan, kemudian sekarang ada kenaikan lagi dan warga diimbau pemerintah untuk mengungsi lagi.

Wahyudi menyampaikan selama berada di rumahnya merasa ketakutan, apalagi sekarang hampir setiap malam mendengar suara gemuruh, maka kemudian kembali lagi menuju tempat pengungsian di Banyurojo.

"Kalau setiap malam hari, kita merasakan suara gemuruh atau guguran, bahkan suara gemuruh intensitasnya lebih sering," katanya.

Baca juga: BPPTKG sebut perubahan bentuk Gunung Merapi terus terjadi

Sekretaris Desa Banyurojo Agus Firmansah mengatakan kedatangan pengungsi yang kedua kalinya ini mengingat pada Senin (14/12) mereka izin pulang sementara.

Kemudian pada Senin (4/1) Desa Banyurojo mengundang petugas Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) untuk menjelaskan kondisi Gunung Merapi saat ini.

Berdasarkan penjelasan dari BPPTKG, katanya kondisi Merapi semakin meningkat aktivitasnya, oleh karena itu warga Babadan 1 akhirnya mau kembali pengungsian Banyurojo.

Baca juga: Gunung Merapi mengeluarkan guguran material sejauh 1,5 Km
Baca juga: Aktivitas Merapi meningkat, Sleman perpanjang masa tanggap darurat

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021