Pastikan pemenang tender memberikan pelayanan purna jual yang sigap dan menyediakan suku cadang di daerah di mana alsintan itu berada,
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto mengatakan pengadaan alat dan mesin pertanian (alsintan) pada 2021 oleh Kementerian Pertanian perlu disertai dengan fasilitas pelayanan dan perawatan yang memadai setelah diberikan kepada penerima.

"Pastikan pemenang tender memberikan pelayanan purna jual yang sigap dan menyediakan suku cadang di daerah di mana alsintan itu berada," kata Hermanto dalam rilis, Jumat.

Hal itu, menurut Hermanto, sangatlah penting alsintan tersebut bisa memberikan manfaat dalam jangka waktu yang lama.

Baca juga: Kunjungi Gorontalo Utara Rachmat Gobel serahkan bantuan alsintan

Dari hasil monitoring, lanjut Hermanto, perusahaan pemenang tender yang tidak punya cabang seperti di Sumatera Barat tidak sigap dalam memberikan pelayanan purnajual di masa garansi.

Pelayanan dimaksud bisa berupa peragaan penggunaan alsintan di lapangan oleh operator yang ditunjuk perusahaan pengadaan dan bisa juga berupa perbaikan atas segala jenis kerusakan alsintan.

Ia berpendapat bahwa bila memberikan pelayanan, n waktu pemenuhannya lama, padahal di lapangan, petani membutuhkan pelayanan cepat agar tidak sampai kehilangan momentum dalam menanam pangan seperti padi.

"Perusahaan pengadaan alsintan yang tidak sigap apalagi tidak memberikan pelayanan selama masa garansi harus diberi sanksi," ujar Hermanto.

Baca juga: Kejagung periksa pejabat Kementan soal korupsi alsintan

Demikian juga pelayanan purna jual di luar masa garansi, lanjutnya, terutama dengan terkait ketersediaan suku cadang dan keberadaan bengkel alsintan di setiap wilayah.

Sebelumnya, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) mengharapkan produk hasil bioteknologi atau rekayasa genetika bisa segera diterapkan di Indonesia sebagai salah satu upaya meningkatkan produktivitas hasil pertanian.

"Masuknya bioteknologi ke Indonesia agar kesejahteraan petani meningkat seperti petani di negara-negara lain yang sudah terlebih dahulu menerapkan teknologi lebih awal yang di fasilitasi negaranya," Ketua KTNA Winarno Tohir di Jakarta, Jumat (18/12).

Menurut dia, bioteknologi sangat dibutuhkan terutama untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian di lahan rawa atau lahan marjinal yang banyak terdapat di luar Pulau Jawa.

Dikatakannya, pertanian padi di lahan rawa tidak dapat disamakan perlakuannya dengan lahan sawah di Pulau Jawa yang kondisi pertanahannya sudah mendukung.

"Lahan rawa merupakan salah satu agrosistem yang teknologinya sangat diharapkan dan ditunggu-tunggu petani Indonesia yang berkeinginan untuk maju dan berkembang untuk meningkatkan kesejahteraan," katanya.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021