Dia tidak ngotot berkuasa karena alasan kebebasan, keadilan, persaudaraan, dan kesetaraan yang menjadi spirit Amerika, melainkan semata demi menurutkan nafsu buas berkuasa.
Memalukan

Dan proses yang biasanya formalitas pun berubah menjadi episode menegangkan tapi juga amat memalukan AS di mana untuk pertama kalinya gedung Kongres diduduki demonstran.

Rusuh di Capitol itu mempermalukan dan mencoreng AS. Tapi tekanan massa anarkis tak membuat kecut Kongres sehingga sertifikasi kemenangan Biden pun disegel dengan 306 mendukung dan 232 menentang. Artinya, 30 anggota Kongres dari Republik mendukung sertifikasi itu.

Negara yang menjadi rujukan demokrasi di seluruh dunia itu pun mengalami chaos pemilu yang tak pernah terjadi pada negara demokrasi semapan AS. Amerika pun menjadi bahan olok-olok seisi dunia.

Kerusuhan di Capitol itu juga menjadi awal bagi tutupnya tirai karir politik Trump yang mungkin untuk selamanya.

Dia akan sulit dicalonkan lagi untuk Pemilu 2024 karena terlalu banyak luka politik yang dibuatnya selain juga menjadi perjudian besar jika Republik masih memilih dia untuk pemilu berikutnya.

Sudah terlalu banyak yang tercederai oleh Trump, termasuk minoritas kulit hitam yang kecewa berat menyaksikan perlakuan pilih kasih aparat pemerintahan Trump dalam menangani demonstrasi di Capitol sampai atlet dan liga-liga olahraga AS seperti NBA pun bereaksi keras.

Mereka menjadi kian yakin Trump itu rasis, tak peduli minoritas, dan hanya mementingkan diri sendiri sehingga tak malu memanipulasi mandat dari rakyat.

Trump sudah mengotori prinsip ‘pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat’ seperti dipesankan salah satu presiden terbesar negara itu, Abraham Lincoln.

Dia tidak ngotot berkuasa karena alasan kebebasan, keadilan, persaudaraan, dan kesetaraan yang menjadi spirit Amerika, melainkan semata demi menurutkan nafsu buas berkuasa.

Pemilu bebas yang menjadi salah satu empat unsur penting dalam demokrasi AS telah ditampar oleh Trump dengan cara tak menghormati hasil pemilu dan pilihan rakyatnya sendiri.

Namun ada yang bisa dipetik dari dinamika yang terjadi di AS itu bahwa demokrasi Barat masih menjadi salah satu yang terbaik karena sigap memperbaiki kekeliruan yang diakibatkan proses demokrasi sebelumnya sehingga tak mengulang kisah lahirnya tokoh-tokoh seperti Adolf Hitler yang awalnya dilahirkan dari proses pemilu demokratis.

Masyarakat demokratis yang kian madani dan kian mapan serta institusi demokrasi yang kian kuat juga telah mencegah tokoh-tokoh yang ternyata antidemokrasi berkuasa atau mengoreksi kekeliruan yang sudah terlanjur terjadi seperti dilakukan rakyat AS terhadap Trump.

Baca juga: Biden: Trump menyulut kekerasan di gedung Kongres AS
Baca juga: Twitch nonaktifkan akun Trump
Baca juga: Shopify hapus toko berafiliasi dengan Trump
Baca juga: Facebook blokir akun medsos Trump, juga Instagram

Copyright © ANTARA 2021