Adik saya yang nomor tiga ini periang. Beliau paling ramai dibanding kami semua dan paling dekat dengan ibu
Surabaya (ANTARA) - Seorang kru-ekstra pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Fadly Satrianto dikenal sebagai sosok periang dan sangat dekat dengan kedua orang tuanya.

"Adik saya yang nomor tiga ini periang. Beliau paling ramai dibanding kami semua dan paling dekat dengan ibu," kata Juan Setadi yang merupakan kakak Fadly Satrianto, di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Minggu.

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Airlangga tahun 2011 ini juga dikenang sebagai sosok yang pekerja keras dan tekun untuk meraih cita-citanya.

"Adik saya juga sangat pekerja keras. Dia dulu di Boeing menjadi kru kantor. Lalu mendapat kesempatan untuk pendidikan Boeing di tahun 2016-2017 sebagai co-pilot," ungkap-nya.

Baca juga: RS Polri buka "hotline" fasilitasi keluarga korban SJ-182

Baca juga: Tim SAR Sriwijaya SJ-182 temukan jenazah dalam lima kantong


Juan mengatakan, sebelum kejadian jatuhnya pesawat di wilayah Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu (1/9), adiknya sempat mengajak tiga generasi keluarga untuk berfoto bersama.

"Saya pribadi baru sadar setelah kejadian ini. Pada akhir Desember beliau mengajak tiga generasi keluarga yang isinya cowok semua untuk berfoto bersama. Kami baru sadar ini mungkin firasat dari beliau," kenang-nya.

Sementara itu, Juan Setadi datang ke Mapolda Jatim bersama ibunya untuk mengirimkan DNA ke Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim, untuk selanjutnya dicocokkan dengan sampel yang tersedia.

Sedangkan saat kejadian, Fadly yang merupakan kru-ekstra pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terbang ke Pontianak dengan tujuan untuk menerbangkan pesawat lainnya.

"Beliau sebagai kru-ekstra dan duduk di bangku nomor 40. Jadi beliau ini naik Sriwijaya dengan tujuan ke Pontianak untuk misi menerbangkan pesawat lain dengan tujuan lain," ujarnya.

Seperti diketahui, Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pontianak mengalami kecelakaan, Sabtu (9/1). Sesaat setelah terbang, pesawat tersebut hilang kontak dengan menara kontrol.

Pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC itu total membawa 12 kru dan 50 penumpang, tujuh di antaranya anak-anak dan tiga lainnya bayi. Hingga saat ini, bangkai pesawat tersebut masih dalam proses pencarian di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Baca juga: RS Polri terima 12 data keluarga korban Sriwijaya Air

Baca juga: Polda Jatim terima sampel DNA kru Sriwijaya Air SJ-182

Pewarta: A Malik Ibrahim/Willy Irawan
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021