melipatgandakan permintaan kedelai dari China kepada Amerika Serikat dalam kurun waktu yang singkat
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebutkan harga kedelai yang mencapai 13 dolar AS per bushel (gantang) di pasar global menjadi yang tertinggi dalam enam tahun terakhir.

"Sekarang ini harga kedelai itu 13 dolar AS per bushel, per rumpunnya. Ini adalah harga tertinggi dalam enam tahun terakhir," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam konferensi pers secara virtual, Senin.

Bushel adalah unit pengukuran yang berlaku di AS yang digunakan menakar volume kering suatu komoditas perdagangan, khususnya komoditas pertanian seperti kedelai. Ukuran 1 bushel = 27,2 kg.

Lutfi menyampaikan bahwa tingginya permintaan kedelai di pasar global, serta produksi yang menurun menjadi penyebab utama melambungnya harga kedelai. Seperti diketahui, harga kedelai yang dibeli perajin tahu tempe dari para importir mengalami lonjakan. Berdasarkan data Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indoensia (Gakoptindo), harga kedelai melonjak hingga Rp9.300-9.800 per kg, dari kisaran harga normal Rp6.000-Rp7.000 per kg.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan Argentina, salah satu negara produsen kedelai, selain mengalami gangguan cuaca basah La nina, di sana juga terjadi aksi mogok pekerja di sektor distribusi dan pengapalan.

Selain itu, China yang menjadi negara importir terbesar kedelai meningkatkan jumlah permintaannya (demand) dari 15 juta ton menjadi 28 juta ton untuk pakan ternak babi, sehingga mengakibatkan tingginya harga.

Lutfi menjelaskan bahwa pada tahun 2019-2020, China mengalami serangan flu babi (swine flu) sehingga menyebabkan seluruh ternak di negara tersebut harus dimusnahkan.

"Hari ini mereka memulai ternak lagi dengan jumlah sekitar 470 juta yang tadinya makanannya tidak diatur, karena jumlah babi yang besar ini hampir melipatgandakan permintaan kedelai dari China kepada Amerika Serikat dalam kurun waktu yang singkat," kata Lutfi.

Namun demikian, Kemendag memastikan bahwa stok kedelai di Indonesia tercukupi dalam tiga sampai 4 bulan ke depan. Hanya saja terjadi kenaikan harga.

Oleh karenanya, Kemendag menjembatani antara importir kedelai, perajin dan pedagang tahu tempe.


Baca juga: Mentan klaim persoalan kedelai sudah terkendali
Baca juga: Bantu perajin tempe, Kementan jamin pasokan dan harga kedelai 100 hari
Baca juga: Kunjungi perajin tahu tempe, Mentan canangkan stabilitas pasar kedelai

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021