Jakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta, segera menyerahkan korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang teridentifikasi atas nama Okky Bisma kepada keluarga.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono saat jumpa pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Senin, mengatakan penyerahan tersebut saat ini dalam proses.

'Yang jelas keluarga korban sudah ketahui. Semua sambil proses berjalan kami serahkan ke keluarga," kata Rusdi.

Baca juga: RS Polri berhasil identifikasi satu korban kecelakaan Sriwijaya Air

Terkait pengidentifikasian Okky Bisma, Pus Inafis Polri sebelumnya mengumpulkan data manifest penumpang di Sriwijaya Air SJ-182 seluruhnya.

"Ini kami dapat berkat adanya kerja sama yang terjalin dengan "stakeholders" terkait khususnya dengan Ditjen Dukcapil sehingga data ini kami peroleh dari KTP-elektronik," ucap Kapus Inafis Polri Brigjen Hudi Suryanto.

Ia mengatakan terhadap kantong jenazah yang diterima Pus Inafis kemudian diidentifikasi dan diperoleh "body part" berupa tangan kanan lengkap dengan jari yang masih bagus.

"Sehingga itu memudahkan ketika kami melakukan pengidentifikasian. Akhirnya kami bisa mendapatkan identitas," ujar Hudi.

Dengan alat yang dimiliki Pus Inafis, saat sidik jari tersebut ditempelkan pada alat tersebut maka akan langsung terhubung dengan data di Ditjen Dukcapil Kemendagri.

Baca juga: RS Polri terima 53 sampel DNA keluarga korban kecelakaan Sriwijaya Air

"Akan memunculkan kandidat. Kandidat ini kami teliti satu persatu ternyata setelah kami cek dari data manifest nama Okky Bisma juga ada pada daftar manifest nomor 4," kata Hudi.

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Baca juga: RS Polri kedatangan satu kantong jenazah dibawa ambulans

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021