Jakarta (ANTARA) - Aktivitas fisik bukan cuma penting untuk orang dewasa, tetapi juga bagi anak-anak. Di tengah keterbatasan ruang gerak, orangtua harus memutar otak untuk mencari cara agar buah hati bisa tetap aktif meski mereka sementara ini tak bisa berlarian dengan teman-temannya di lapangan sekolah atau bermain di luar rumah.

Dokter spesialis anak Noor Anggrainy memberi saran untuk orangtua agar bisa mengajak anak dari berbagai rentang usia bisa aktif meski di dalam rumah.

Untuk anak usia di bawah satu tahun, anak bisa diajak bermain di lantai yang sudah diberi alas dan durasi yang direkomendasikan adalah 30 menit. Coba lakukan sesi rutin tummy time di mana anak berbaring di atas perutnya selama beberapa waktu. Pastikan anak dalam keadaan terbangun dan selalu dalam pengawasan Anda.

"Bisa bacakan buku, atau bacakan cerita," kata dia kepada ANTARA.

Sebaiknya juga tidak menahan anak agar diam di satu waktu dalam durasi lebih dari satu jam, seperti meletakkannya di kereta bayi atau digendong hingga satu jam.

Baca juga: Lima resolusi tahun baru untuk dukung pertumbuhan anak

Baca juga: Hubungan ibu-anak yang baik bisa hindarkan perilaku negatif


Hiburan lewat gawai jadi alternatif yang menggoda agar anak bisa anteng tanpa harus ke luar rumah, namun dia mengingatkan screen time untuk anak di bawah satu tahun tidak direkomendasikan.

Untuk anak usia 1-3 tahun, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan batas maksimal screen time tidak boleh lewat dari satu jam. Anda dapat menggunakannya untuk melakukan panggilan video agar bisa terhubung dengan keluarga yang berjauhan di tengah pandemi COVID-19.

"Jangan jadikan screen time, ini yang sering dilakukan, untuk menenangkan anak. Karena anaknya rewel jadi kita kasih aja begitu tablet atau tv. Itu tidak boleh," tutur dia.

Dia menambahkan, anak sebaiknya tidak diajak menonton tayangan saat makan atau satu jam sebelum tidur. Sebab, anak harus konsentrasi saat makan sehingga tidak boleh ada interaksi lain dari luar. Sementara screen time sebelum tidur dapat menyulitkan anak untuk tidur nyenyak.

"Orang tua harus jadi contoh. Ini yang paling penting libatkan anak dalam aktivitas rumah sehari-hari. Ini bisa menjadi aktivitas fisik dalam keadaan mungkin rumah yang tidak mumpuni untuk kegiatan anak yang suka lari-larian."

Batita direkomendasikan untuk aktif bergerak sekitar 180 menit per hari. Anak-anak yang sudah bisa berjalan dan berlari dapat diajak bermain lempar bola, atau sekadar menggambar hingga bermain masak-masakan.

Anak usia 3-6 tahun yang sedang melewati masa prasekolah bisa beraktivitas lebih berat dibandingkan umur-umur sebelumnya, seperti naik sepeda. Manfaatkan ruang di dalam rumah, atau halaman di depan rumah.

Bila tidak ada ruangan yang mumpuni untuk bermain sepeda, pengasuh bisa mengajak anak untuk bercocok tanam sebagai alternatif.

"Sekarang ada kan media hidroponik, kita bisa bercocok tanam, (ajak anak) bantu-bantu membersihkan rumah, nyapu-nyapu, ya jangan berharap itu akan bersih tapi ya setidaknya dia tahu bahwa dia ada kegiatan untuk aktif."

Sementara anak usia sekolah dengan rentang umur 6-12 tahun sebaiknya diingatkan untuk tidak terlalu terlena dengan gawai. Screen time yang direkomendasikan tidak lebih dari 90 menit. Dorong anak untuk menggunakan waktu luang dengan bergerak aktif, misalnya bermain lompat tali atau berolahraga.

Panduan serupa berlaku untuk anak usia remaja, dari 12-18 tahun. Durasi screen time yang direkomendasikan tidak lebih dari dua jam.

Baca juga: Wajarkah anak usia di atas 5 tahun masih mengompol di malam hari?

Baca juga: Mengenal perbedaan stres dan "parental burnout"

Baca juga: Waktu terbaik berikan sentuhan pada bayi dilakukan sejak ibu hamil

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021