kebijakan pelonggaran aktivitas bisnis, perkantoran, perlu diketatkan kembali
Makassar (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar menyoroti kebijakan Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar yang memberikan kelonggaran aktivitas masyarakat atau jam malam di tengah terus meningkatnya angka positif COVID-19.

Pj Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin, mengeluarkan surat edaran yang membolehkan aktivitas usaha beroperasi sampai pukul 22.00 Wita dari sebelumnya hanya hingga pukul 19.00 Wita.

Aturan ini berlaku mulai hari ini hingga 26 Januari 2021.

"Apa yang diambil Pj Wali Kota Makassar sangat kontra dengan kondisi di lapangan," kata Dewan Pertimbangan IDI Kota Makassar Prof Dr dr Idrus Andi Paturusi SpBO dalam rilisnya di Makassar, Selasa,

"Di tengah peningkatan pasien positif COVID-19 justru memberikan kelonggaran beraktivitas," sambungnya.

Mantan Rektor Unhas Makassar ini, menjelaskan, sejak awal tahun 2021 ini, terus terjadi peningkatan positif COVID-19 dengan Makassar sebagai episentrumnya.

Hal ini harusnya menjadi perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar. Dimana data tertular virus COVID-19 di Sulsel, yaitu 1 Januari 2021 sebanyak 550 kasus, 590 kasus (2/1), 595 kasus (3/1), 510 kasus (4/1), 639 kasus (5/1), 463 kasus (6/1), 366 kasus (7/1).

Selanjutnya pada 8 Januari 2021 sebanyak 588 kasus, 580 kasus (9/1), 585 kasus (1/10), dan sebanyak 616 kasus pada 11 Januari 2021.

"Kita melihat data, baik peningkatan kasus baru maupun kematian dan penggunaan RS, maka agak membingungkan isi surat edaran wali kota di atas," ujarnya.

Ia menjelaskan, kemarin satu lagi dokter wafat. Minggu lalu tiga profesor di Makassar wafat. RS dan hotel isolasi mandiri penuh, IDI sudah mengingatkan, tapi hasilnya seperti ini.

"Yang ditakutkan kalau dokter bersama nakes sudah berjatuhan maka pelayanan bisa lumpuh. Kebijakan Pj Wali Kota Makassar ini, juga sangat bertentangan dengan imbauan IDI untuk senantiasa tidak menganggap remeh pandemi COVID-19,” ujarnya.

Ketua IDI Kota Makassar DR dr Siswanto Wahab SpKK didampingi Humas IDI dr Wachyudi Muchsin mengatakan, dengan makin banyaknya, dokter yang gugur, justru harusnya makin menyadarkan masyarakat.

Untuk itu, IDI Kota Makassar mengimbau agar tetap waspada serta disiplin protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), sebab Makassar masuk zona merah.

"Sehingga kebijakan pelonggaran aktivitas bisnis, perkantoran, sosial, dan pendidikan perlu diketatkan kembali. Dengan mematuhi 3 M itu, upaya yang paling efektif dan efisien bisa kita lakukan dalam menekan laju COVID-19," urainya.

Apalagi, saat ini, tingkat penularan COVID-19 kembali melonjak dan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan juga semakin banyak. Belum lagi adanya varian baru virus corona atau SARS-CoV-2 yang ditemukan di Inggris lebih menular.

Baca juga: Satu dokter lagi meninggal akibat COVID-19 di Makassar

Baca juga: 30 ribu dosis vaksin COVID-19 tiba di Makassar


Dokter Anto mengatakan, penularan varian baru virus corona B117 ini, bisa mencapai 70 kali lebih berbahaya penularannya .

”Okupansi ruang isolasi di Makassar sudah di atas 85 persen dan ICU (unit perawatan intensif) di atas 80 persen. Daerah-daerah lain juga sama saja, pasien terus bertambah 'penularannya tinggi',” sebutnya.

Dokter Anto menjelaskan, tingginya penularan COVID-19 di Indonesia juga bisa dilihat dari data awal tahun kembali pecahkan rekor positivity rate capai 36,6 persen.

Data harian positivity rate Indonesia ini sudah lima kali jauh lebih tinggi dari ambang maksimal yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.

Kasus aktif di Indonesia juga terus meningkat secara signifikan dampak dari klaster pilkada dan klaster liburan tahun baru.

IDI Kota Makassar sudah mengingatkan bahayanya, terbukti saat ini kenaikan melonjak tajam dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Dimana sejak memasuki 2021, Sulsel hari demi hari terus cetak rekor diantara rekor yang tertular virus COVID-19.

Sejak awal tahun hingga saat ini jika dirata-ratakan 500-an kasus yang terpapar COVID-19 setiap hari di Sulsel. Dimana Makassar sebagai pusat episentrumnya pungkas anto.

Baca juga: Dinkes Makassar siapkan 47 puskesmas untuk vaksinasi COVID-19

Baca juga: Anggota DPRD Makassar meninggal setelah terjangkit COVID-19

 

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021