... perlu diberikan jaminan, perlu terus dilakukan sosialisasi, edukasi kepada masyarakat dan termasuk memberikan pilihan kepada masyarakat...
Banda Aceh (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh menyatakan pemerintah harus meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait proses vaksinasi Covid-19, mengingat pemahaman warga terhadap vaksinasi masih sangat minim.

Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, di Banda Aceh, Selasa, mengatakan, masih banyak informasi yang simpang-siur diterima masyarakat terkait dengan vaksinasi Covid-19, baik tentang kehalalan serta kekhawatiran terhadap dampak yang dirasakan setelah disuntik vaksin.

“Karena itu, perlu diberikan jaminan, perlu terus dilakukan sosialisasi, edukasi kepada masyarakat dan termasuk memberikan pilihan kepada masyarakat,” kata dia, di Banda Aceh, Selasa.

Baca juga: Pengamat dorong sosialisasi vaksin demi tingkatkan kepercayaan warga

Terkait kehalalan, dia menyebutkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa vaksin Covid-19 keluaran Sinovac buatan China itu halal. Begitu juga izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Namun, kata dia, masih ada informasi yang simpang siur lain yang diterima masyarakat seperti warga yang disuntik vaksin nantinya akan mendapat pesan singkat atau SMS terlebih dahulu, kemudian bagi yang menolak melakukan vaksin maka akan dipidana.

Baca juga: Pemkot Surabaya diminta sosialisasi dan edukasi vaksinasi COVID-19

Selanjutnya, beredar informasi tentang klasifikasi warga yang tidak perlu divaksin virus Korona, di antaranya warga yang berusia lanjut, penyintas Covid-19, serta warga yang memiliki penyakit jantung dan beberpa riwayat penyakit lain.

“Maka ini bagaimana cara memastikan bahwa orang yang mendapatkan SMS itu memiliki penyakit tersebut. Maka ini perlu disikapi secara bijak,” kata dia.

Baca juga: Puan: Pemerintah tingkatkan intensitas sosialisasi vaksin COVID-19

"Ini yang banyak kami terima keluhan dari masyarakat karena simpang siur informasi. Kemudian juga ada kekhawatiran setelah disuntik akan terjadi reaksi seperti apa. Karena itu perlu jaminan, sosialisasi dan edukasi serta memberikan pilihan kepada masyarakat," katanya.

Hal itu, menurut dia, sama dengan proses vaksin polio, campak rubella dan sebagainya, yang memberikan pilihan kepada masyarakat. “Cuma karena kita sedang kondisi pandemi tentu perlu pendekatan secara bijak kepada masyarakat sehingga mereka secara ikhlas bisa menerima proses vaksinasi,” katanya.

Baca juga: Warga Sumsel harap pemerintah perkuat sosialisasi vaksin COVID-19

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021