Kantong-kantong dari KRI Kurau, Marinir dan Polair masih perlu diinvestigasi
Jakarta (ANTARA) - Tim SAR gabungan kembali menemukan bagian dari jenazah korban, barang penumpang maupun serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.
  Objek yang ditemukan tersebut dikumpulkan dalam 46 kantong jenazah dan merupakan hasil gabungan dari pencarian yang dilakukan KRI Kurau, kapal Polair, kapal Marinir, KN Karna dan kapal Bakamla.
 

Dalam konferensi pers di Dermaga JICT II Tanjung Priok, Jakarta pada Selasa malam, Direktur Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Rasman MS menyebut bahwa rincian dari temuan itu adalah KN Karna menyerahkan 24 kantong berisi bagian tubuh korban, kapal Polair yang mengumpulkan 14 kantong berisi campuran bagian tubuh dan serpihan pesawat serta kapal Marinir yang mengumpulkan tiga kantong campuran potongan jenazah dan bagian pesawat.
 

Selain itu, KRI Kurau juga mengumpulkan tiga kantong campuran bagian tubuh dan serpihan pesawat dan kapal Bakamla yang mengumpulkan satu kantong berisi bagian tubuh serta satu kantor serpihan pesawat.
 

“Kantong-kantong dari KRI Kurau, Marinir dan Polair masih perlu diinvestigasi karena masih bercampur antara mungkin puing dengan properti dengan bagian tubuh korban,” kata Rasman.
 

Temuan Tim SAR Gabungan itu akan diserahkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Tim DVI untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Baca juga: KNKT: Butuh 2-5 hari mengunduh kotak hitam FDR Sriwijaya Air

Baca juga: Kotak hitam Sriwijaya Air dibawa ke JICT

 

“Hasilnya akan kita sampaikan lebih lanjut,” tambahnya.
 

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
 

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
 

Pemerintah langsung mengerahkan Tim SAR Gabungan untuk melalukan pencarian jenazah dan serpihan pesawat sebagai bagian dari penyelidikan penyebab terjadi kecelakaan itu.
 

Salah satu bagian dari black box atau kotak hitam dari pesawat itu yaitu alat rekam data penerbangan atau flight data recorder (FDR) telah ditemukan di perairan Kepulauan Seribu pada hari ini. Tim masih mencari satu bagian lain dari kotak hitam yaitu alat perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR).

Baca juga: RS Polri terima 72 kantong jenazah dan 11 kantong properti

Baca juga: KNKT resmi terima FDR kotak hitam Sriwijaya Air

 

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021