Palu (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah ingin menjadikan lokasi pembangunan hunian tetap (huntap) penyintas gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu dan Kabupaten Sigi sebagai wilayah percontohan sadar kerukunan.

"Wilayah atau kampung percontohan kerukunan dan muhibbah kerukunan menjadi program FKUB Sulteng yang terus ditingkatkan tahun ini," ucap Ketua FKUB Provinsi Sulteng Prof Dr KH Zainal Abidin MAg di Palu, Rabu.

Prof Zainal Abidin menyebut lokasi relokasi penyintas bencana gempa, tsunami dan likuefaksi seperti di Kota Palu dan Kabupaten Sigi, yang saat ini dibangunkan hunian tetap, di dalamnya terdapat penyintas dari berbagai agama.

Olehnya, menurut Zainal, pembangunan kampung percontohan sadar kerukunan di wilayah Sulteng, bisa diawali dari lokasi relokasi penyintas di dua daerah tersebut.

Di dua lokasi itu, katanya, untuk menjadikan sebagai percontohan sadar kerukunan dari sisi sarana prasarana perlu dibangunkan rumah ibadah bagi semua penganut agama yang ada di lokasi relokasi.

"Tidak perlu luas dan besar, walaupun hanya kecil dan sederhana namun ada. Artinya rumah ibadah semua agama ada di lokasi relokasi," ungkapnya.

Menurut Zainal, rumah ibadah di wilayah percontohan sadar kerukunan harus mengakomodir unsur kearifan lokal dari sisi desain bangunan dan tampak bangunan.

"Keberadaan rumah ibadah bagi semua umat beragama di lokasi relokasi sangat penting, satu sisi untuk mendekatkan aksebilitas terhadap penganut agama," ujarnya.

Selain mendorong pembangunan kampung/wilayah sadar kerukunan, Prof Zainal Abidin mengemukakan FKUB Sulteng juga menjalankan program muhibbah kerukunan secara maksimal.

"Muhibbah kerukunan ini yaitu FKUB berkunjung untuk bersilaturahmi, berdialog ke tokoh-tokoh agama semua agama, bahkan di rumah ibadah semua agama," ungkap dia.
 

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021