London (ANTARA) - Sekelompok investor terkemuka global pada Rabu menyerukan diakhirinya krisis yang melibatkan ratusan ribu pelaut yang terjebak di kapal selama berbulan-bulan karena COVID-19.

Para investor itu memperingatkan bahwa situasi terjebak di laut menciptakan risiko yang lebih besar setiap hari bagi para pelaut.

Sekitar 90 persen perdagangan dunia diangkut melalui laut, dan pembatasan virus corona di banyak yurisdiksi memengaruhi rantai pasokan.

Pada Desember tahun lalu, Majelis Umum PBB mendesak semua negara untuk menyebut para pelaut dan personel maritim lainnya sebagai pekerja kunci. Resolusi tidak mengikat muncul setelah seruan yang disampaikan sebelumnya pada Juni 2020 oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Dalam sebuah surat yang dikirim ke Guterres pada akhir Desember lalu, kelompok investor, yang memiliki aset lebih dari 2 triliun dolar AS, mengatakan bahwa hal itu "tidak lagi hanya menjadi masalah industri perkapalan".

Pejabat industri perkapalan mengatakan banyak pelaut berada di titik puncak kelelahan dan banyak yang telah berada di laut lebih dari batas 11 bulan yang ditetapkan dalam konvensi tenaga kerja maritim.

Ini adalah pertama kalinya kelompok perusahaan investasi tersebut bergabung dalam upaya untuk memastikan pelaut tidak melebihi batas kerja maksimum mereka, sementara juga menyerukan pentingnya status pekerja kunci bagi pelaut untuk mempercepat perpindahan mereka dari kapal bahkan selama penguncian.

Vincent Kaufmann, kepala eksekutif Ethos Foundation, yang mencakup dana pensiun Swiss, menggambarkan situasi yang melibatkan sekitar 400.000 pelaut pedagang sebagai "tragedi kemanusiaan serta risiko rantai pasokan utama bagi banyak perusahaan".

"Jika tidak ada tindakan yang dilakukan untuk menangani masalah ini, maka hanya menunggu waktu sebelum bencana terjadi," kata Jenn-Hui Tan, dari Fidelity International yang memimpin kelompok investor tersebut, secara terpisah.

"Kinerja beberapa perusahaan tempat kami berinvestasi pada akhirnya akan dikaitkan dengan keamanan kargo yang ditangani oleh pelaut. Memastikan bahwa hak dan kepentingan pelaut terwakili membantu menurunkan risiko operasional," ujar Tan.

Sumber: Reuters

Baca juga: Ratusan ribu pelaut terdampar di lautan karena COVID

Baca juga: PBB desak semua negara untuk sebut pelaut pekerja penting

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021