“Inovasi tanpa mau mengambil risiko itu adalah inovasi yang mencekik,”
Tindakan keras

Tindakan keras diambil, tak hanya kepada Ant Group, melainkan juga induk utamanya Alibaba yang diselidiki atas tudingan monopoli. Go public Ant Group yang pernah disanjung sebagai citra ideal teknologi China dan bakal menjadi IPO terbesar di dunia, dihentikan pada saat-saat terakhir.

Ant Goup juga diperintahkan mengubah model bisnisnya, bahkan mengancam akan dinasionalisasi. Yang paling dramatis adalah Jack Ma tak pernah muncul lagi di publik. Harga saham Alibaba terus tergerus sampai memangkas kekayaan Jack Ma sehingga tak lagi menjadi orang paling kaya di China.

Baca juga: Spekulasi keberadaan Jack Ma terus bergulir

Apa yang menimpa Jack Ma itu tak pelak mengusik sistem swasta yang unik di China. Namun media massa dan sistem informasi yang dikendalikan ketat membuat suara sumbang tertutup rapat-rapat.

Sejak Deng Xiaoping meluncurkan era "reformasi dan keterbukaan" 40 tahun silam, Partai Komunis China kian tergantung kepada perusahaan-perusahaan swasta dalam hal pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan pemasukan pajak. Namun sejak Xi Jinping berkuasa, kontrol pemerintah terhadap swasta semakin besar sampai tak jarang memicu penumpasan terhadap aktor-aktor swasta yang dianggap sudah kebablasan. Jack Ma sendiri bukan yang pertama.

Sepertinya ada semacam konsensus di China bahwa silakan mengumpulkan kekayaan sebanyak mungkin, tetapi begitu keluar dari garis partai, maka semua keistimewaan itu hilang. Ini pula yang menimpa Jack Ma yang sebelum menghilang, selalu mendapatkan sanjungan dari otoritas bahkan dianggap role model.

Namun sejumlah media massa Barat seperti CNN menyebut Jack Ma terlalu besar untuk didiamkan. Saat ini saja ada 700 juga pengguna aktif layanan bisnis Alibaba, termasuk fintech-nya.

Kalaupun terbungkamkan, mungkin Jack Ma-Jack Ma lain bisa bermunculan di masa mendatang sebagaimana juga Jack Ma yang bukan orang pertama di China yang dibungkam otoritas. Pengusaha dan investor Guo Guangchang dan mantan taipan real estate Ren Zhiqiang adalah dua dari sekian tokoh terkenal China lainnya sebelum Jack Ma yang pernah mendadak hilang namun kemudian muncul kembali.

Di atas itu semua, insiden Jack Ma kian menebalkan kesan kapitalisme dan liberalisme yang berpijak pasar bebas memang tengah berlaku di China, walaupun baru pada matra ekonomi, sekalipun sejumlah pakar seperti Amy Chua dalam bukunya “World on Fire” terbitan 2004 menilai China sebenarnya sudah melakukan semacam reformasi politik dengan memberlakukan pemilu semi terbuka pada tingkat desa.

Orientasi kapital dan pasar bebas juga terlihat saat China memproyeksikan pengaruhnya di dunia. China hampir tak tertarik mempromosikan ideologi komunisnya seperti dulu dilakukan Uni Soviet, sebaliknya fokus memburu akses-akses dan benefit ekonomi. Bahkan, konflik-konflik perbatasan dengan India dan Vietnam terlihat lebih menyangkut pada upaya memenuhi semacam ruang hidup atau lebensraum yang merupakan teori yang dikenalkan ilmuwan sosial Friedrich Ratzel dan kemudian diterapkan Jerman pada Perang Dunia Kedua, demi mencari akses ke sumber-sumber ekonomi.

Jumlah penduduk China yang sebanyak 1,4 miliar manusia atau 18 persen total penduduk dunia jelas bukan semata bonus demografi. Mereka harus terus disejahterakan, sementara industrinya yang lapar energi harus terus disangga agar roda ekonomi tidak mandek sehingga tidak mengganggu sistem politik dan sosial. Dan semua itu tak bisa dilakukan lewat pasar yang eksklusif, sebaliknya dengan pasar terbuka seperti diinisiasi Deng Xiaoping.

Namun interaksi pasar bebas bisa membuat aktor-aktor yang terlibat di dalamnya kian peka terhadap aspek-aspek penting pasar bebas seperti transparansi dan fairness, selain kesigapan beradaptasi dengan tantangan zaman yang ujungnya hampir selalu menuntut adanya inovasi. Ekonomi digital yang dikembangkan Jack Ma adalah contoh dari buah dari cepat beradaptasi dengan zaman.

Ini persoalan yang harus dihadapi “kapitalisme model China” kecuali pasar bebas mengecualikan transaksi ide dan pemikiran baru yang mungkin dianggap melenceng oleh otoritas. Dan hal seperti ini mustahil terjadi.

Baca juga: Gandeng Alibaba, BMW percepat transformasi digital
 

Copyright © ANTARA 2021