Jakarta (ANTARA) - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyampaikan ucapan duka cita kepada keluarga korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh ke perairan di Kepulauan Seribu minggu lalu.

Ungkapan belasungkawa itu diberikan Presiden Moon ke Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebagaimana disiarkan oleh Kedutaan Besar Republik Korea di Indonesia melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

“Kami berdoa dengan sepenuh hati demi lancarnya upaya pencarian dan penyelidikan di lapangan. Korea akan senantiasa bersama Indonesia," sebut Presiden Moon sebagaimana dikutip dari siaran tertulis yang sama.
 


Presiden Moon memastikan Korea Selatan akan siap membantu proses pencarian puing-puing pesawat serta jasad penumpang SJ 182 yang saat ini dilakukan bersama-sama oleh Angkatan Laut, Kepolisian, Badan SAR Nasional, dan lembaga lainnya.

Terkait itu, dua hari setelah kejadian Korsel mengirimkan kapal riset ARA untuk membantu pencarian yang dilakukan oleh tim gabungan di Indonesia. Kapal riset itu dioperasikan oleh Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC), kata pihak kedutaan.

MTCRC merupakan pusat penelitian dan pelatihan yang dibentuk oleh Indonesia dan Korea Selatan melalui kerja sama yang disepakati oleh dua negara pada September 2018.

Kantor perwakilan Korsel di Jakarta itu menerangkan bantuan berupa kapal riset dan alat deteksi bawah laut diberikan setelah adanya permintaan darurat yang diajukan oleh Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Safri Burhanuddin, Sabtu (9/1), tidak lama setelah pesawat terkonfirmasi jatuh ke laut.

Kapal riset ARA, yang bobotnya mencapai 12 ton, telah berlayar di perairan Indonesia sejak 2020 untuk keperluan riset. Kapal itu didatangkan ke Indonesia oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea Selatan.

Beberapa program riset yang dilakukan ARA, di antaranya survei awal kawasan pesisir Cirebon, Jawa Barat, yang dibiayai oleh Bantuan Dana Pembangunan Luar Negeri Korsel (ODA) senilai lima miliar won (sekitar Rp64,01 miliar).

Tidak hanya mengerahkan kapal riset dan alat deteksi bawah laut, MTCRC juga menurunkan 15 tenaga ahli, termasuk Kepala MTCRC Park Hansan ke lokasi pencarian di perairan Kepulauan Seribu.

Baca juga: Upaya pencarian Sriwijaya Air SJ 182 sementara dihentikan
Baca juga: SAR TNI AL sebut puing pesawat kendala pencarian kotak hitam SJ-182
Baca juga: Korpolairud kembali temukan serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182


 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021