Kami akan membantu bagi mereka yang terdampak bencana longsor secara maksimal
Jakarta (ANTARA) - Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) membuka posko tanggap bencana untuk meringankan beban korban tanah longsor di Sumedang Provinsi Jawa Barat.

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea di Jakarta Sabtu mengatakan, Posko Kesehatan Brigade Tanggap Bencana KSPSI ini akan terus melayani masyarakat dan membantu petugas melakukan evakuasi sampai situasi membaik.

Baca juga: Tim SAR rilis identitas 25 korban tewas longsor Sumedang

"Kami akan membantu bagi mereka yang terdampak bencana longsor secara maksimal," katanya.

Andi Gani menjelaskan, Posko Kesehatan Brigade Tanggap Bencana KSPSI berada di dekat lokasi titik longsor Sumedang. Posko banyak dipenuhi relawan-relawan yang membantu proses evakuasi korban.

Baca juga: Anggota DPR sarankan evaluasi kebijakan tata ruang pemukiman

Menurutnya, KSPSI memiliki tim tanggap bencana yang sudah berpengalaman dalam membantu penanganan bencana di Tanah Air. Seperti gempa di Aceh, Sulawesi, Lombok dan lainnya.

Selain itu, kata Andi Gani, KSPSI juga akan menyalurkan bantuan beras dalam musibah longsor Sumedang ini untuk warga, bekerja sama dengan Indika Foundation.

Baca juga: Komisi VIII DPR tinjau penanganan korban bencana longsor di Sumedang

Tak hanya membentuk posko, kata Andi Gani, keluarga besar KSPSI juga ikut berduka dalam bencana longsor Sumedang ini. Karena, ada empat anggotanya yang menjadi korban.

"Sejauh ini sudah ada dua yang ditemukan, sementara dua lainnya masih dalam proses pencarian. Mohon doanya," ucapnya.

Ketua Tim Brigade Tanggap Bencana (Brigana) KSPSI Suhatril mengatakan, ada dua posko yang dibuka. Posko kesehatan dan logistik.

Menurut Suhatril, posko sudah dibuka sejak hari pertama bencana longsor terjadi. Saat ini, posko menampung untuk 300 relawan gabungan serta pengungsi sekitar 50 kepala keluarga.

"Jadi, relawan yang sudah melakukan operasi pencarian korban, yang terluka dan kelelahan bisa dirawat di posko," ujarnya.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021