Peningkatan kebutuhan pembiayaan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan.
Jakarta (ANTARA) - Kebutuhan pembiayaan korporasi terindikasi meningkat pada triwulan I-2021, terutama untuk mendukung aktivitas operasional, tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) kebutuhan itu pada tiga bulan mendatang sebesar 17,1 persen.

"Peningkatan kebutuhan pembiayaan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Erwin menjelaskan kebutuhan pembiayaan korporasi tersebut sebagian direncanakan menggunakan kredit bank, namun sebagian lain akan dipenuhi dari dana sendiri (laba ditahan).

Baca juga: Pemerintah terbitkan Global Bonds awal 2021 penuhi pembiayaan APBN

Penambahan pembiayaan yang dilakukan oleh rumah tangga pada tiga dan enam bulan yang akan datang diindikasikan masih terbatas.

Kebutuhan pembiayaan oleh rumah tangga yang masih terbatas tersebut terutama akan diajukan kepada bank umum, dengan jenis pembiayaan yang diajukan mayoritas berupa Kredit Multi Guna (KMG).

Dari sisi penawaran perbankan, kata Erwin, penyaluran kredit baru diperkirakan akan mulai meningkat pada awal 2021.

Baca juga: Presiden: Indonesia Investment Authority terobosan pembiayaan nasional

Indikasinya dari SBT perkiraan penyaluran kredit baru Januari 2021 sebesar 53,1 persen yang lebih tinggi dibandingkan dengan SBT perkiraan penyaluran kredit baru Desember 2020 sebesar 42,8 persen.

Berdasarkan kelompok bank, kata Erwin, peningkatan diperkirakan terjadi pada bank umum syariah dan bank umum, sementara berdasarkan jenis penggunaan peningkatan tertinggi terjadi pada KMK dan KPR.
 

Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021