Surabaya (ANTARA) - Tim gabungan Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Jawa Timur dan Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) mengamankan puluhan ton bom ikan dari sebuah gudang di kawasan Margomulyo, Surabaya.

Dirpolair Korpolairud Baharkam Polri Brigjen Pol M Yassin Kosasih di Surabaya, Senin mengatakan dari pengungkapan itu polisi mengamankan dua orang tersangka berinisial MB (43) merupakan perakit bom ikan dan WP (34) Dirut PT DTMK.

"Dari gudang itu polisi mengamankan barang bukti pottasium chlorate 1.020 karung dengan berat 25.500 kg atau 25 ton," kata Yassin, saat merilis kasus tersebut di Ditpolair Polda Jatim.

Baca juga: Polda Jatim tangkap pemalsu surat tes cepat antigen

Ia mengakui pengungkapan kasus ini merupakan pengembangan kasus yang diungkap oleh tim gabungan Ditpolair Korpolairud Baharkam Polri pada 23 Desember 2020 lalu.

"Waktu itu satu tersangka berinisial BW asal Bangkalan diamankan. Selanjutnya dari hasil pengembangannya ditemukan 16 ton (pottasium chlorate). Dikembangkan terus oleh penyidik gabungan Mabes dari Polair Mabes dan Polair Polda Jatim dan didapatkan lagi beberapa (25 ton) barang bukti lagi," katanya.

Jenderal polisi bintang satu itu menjelaskan dari hasil pemeriksaan terhadap para tersangka diketahui modus yang digunakan adalah melakukan pemesanan potassium secara lisan kepada PT. DTMK, dan pembayaran secara transfer atas nama penerima yaitu selaku Komisaris Utama (1Komut) PT. DTMK.

Selanjutnya, dari hasil penggeledahan ditemukan karung baru dengan tulisan "Potassium Chlorate". Polisi menduga adanya indikasi pengemasan ulang potassium chlorate sebelum dijual kepada konsumen.

"PT. DTMK melakukan penjualan potassium chlorate kepada perorangan dengan tidak melakukan penelusuran latar belakang pembeli, dan mengabaikan aspek keselamatan dan kesehatan dengan tujuan penjualan demi mendapatkan keuntungan dengan menggunakan rekening pribadi atas nama DN," ungkap Yassin.

Baca juga: Sebanyak 1.677 personel gabungan diterjunkan kawal PPKM Jatim

Sementara itu, dari hasil keterangan kepala gudang, Yassin menyampaikan telah dilakukan perubahan kemasan dari sodium perchlorate menjadi pottasium chlorate yang ditempatkan di blok N7 dan blok N15.

Sementara dari hasil uji laboratorium, kedua bahan tersebut merupakan senyawa kalciumklorat (KCL03) yang merupakan komponen bahan peledak jenis low explosive.

"Ahli labfor menerangkan bahwa potassium chlorate merupakan bahan kimia oksidator," kata Yassin.

Yassin mengatakan saat ini penyidik sedang mendalami mendalami dugaan tindak pidana perlindungan konsumen Pasal 62 UU No 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

"Dan tidak menutup kemungkinan persangkaan terhadap tidak pidana lain dalam perkara ini," ujar Yassin.

Adapun barang bukti yang diamankan dari pengembangan dan tangkapan sebelumnya di tiga lokasi yaitu 1.615 karung, di mana setiap karungnya berisi 25 kg bom ikan. Jika ditotal barang bukti yang diamankan total seberat 40.357 kg atau 40 ton.

Para tersangka terancam dijerat Pasal 1 ayat (1) Undang-undang darurat non12 tahun 1951 tentang bahan peledak atau Pasal 122 nomor 22 tahun 2019 tentang sistem budidaya pertanian berkelanjutan dan Pasal 127 ayat (1) UU RI No 35 tahun 2009 tentang narkotika Jo Pasal 55, 56 KUHP.

"Tersangka diancam hukum mati atau seumur hidup atau hukuman penjara sementara setinggi-tingginya 20 tahun," katanya.

Baca juga: Sampel DNA keluarga korban Sriwijaya Air asal Ponorogo ditangani Polri
Baca juga: Tim DVI Polda Jatim ambil sampel darah keluarga di Kediri


Pewarta: A Malik Ibrahim/Willy Irawan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021