Salah satu kekhawatiran utama kami pada tahun-tahun mendatang adalah ketidaksetaraan dan fragmentasi masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Presiden World Economic Forum (WEF) Borge Brende mengingatkan pandemi COVID-19 tidak hanya merupakan krisis kesehatan namun juga memiliki dampak jangka panjang terhadap berbagai aspek seperti kesenjangan sosial, ekonomi, dan digital.

“Hampir 100 juta orang di seluruh dunia telah tertular COVID-19 dan lebih dari 2 juta kematian. Ini adalah salah satu virus paling mematikan dalam sejarah,” katanya dalam acara Peluncuran Global Risks Report 2021 secara virtual di Jakarta, Selasa.

Brende menyebutkan pandemi COVID-19 berpotensi membawa sekitar 150 juta orang di dunia masuk ke dalam jurang kemiskinan ekstrim karena adanya krisis pengangguran yang dipicu oleh resesi ekonomi dalam dua tahun ke depan.

Ia menyatakan langkah untuk keluar dari potensi risiko itu adalah dengan memastikan pertumbuhan pada tahun-tahun mendatang harus lebih inklusif dan berkelanjutan serta menciptakan lapangan kerja yang layak.

“Salah satu kekhawatiran utama kami pada tahun-tahun mendatang adalah ketidaksetaraan dan fragmentasi masyarakat. Ini adalah risiko langsung yang akan membawa konsekuensi jangka panjang jika tidak ditangani,” katanya.

Tak hanya itu, pandemi COVID-19 juga berpotensi membawa ancaman terhadap resesi ekonomi dan teknologi berkelanjutan dalam tiga sampai lima tahun mendatang.

Potensi risiko tersebut akan menyebabkan rusaknya infrastruktur teknologi informasi (TI), guncangan komoditas, ketidakstabilan harga, hingga krisis utang jika tidak segera ditangani.

Terkait dengan akses teknologi dan keterampilan digital, kesenjangan antara masyarakat yang mampu dan tidak mampu berisiko semakin melebar sehingga mempersulit terbentuknya ikatan sosial.

Lebih lanjut, pandemi ini juga diperkirakan memiliki dampak lima sampai 10 tahun berikutnya yaitu adanya senjata pembunuh massal, keruntuhan negara, hilangnya keanekaragaman hayati, dan kemajuan teknologi yang merugikan.

Potensi risiko jangka panjang itu akan terjadi jika terdapat perpecahan masyarakat di berbagai negara serta pandangan geopolitik yang semakin tegang dan rapuh sehingga menghambat pemulihan global.

Oleh sebab itu, Managing Director World Economic Forum (WEF) Saadia Zahidi mengatakan pemerintah, pebisnis, dan masyarakat masih memiliki tugas berat ketika mereka telah mampu keluar dari pandemi COVID-19.

Ia menjelaskan pemerintah, pebisnis, dan masyarakat dunia harus segera membentuk sistem ekonomi dan sosial baru yang dapat meningkatkan daya tahan untuk merespon guncangan sosial maupun berbagai potensi risiko tersebut.

“Sekaligus menekan ketidaksetaraan, meningkatkan kesehatan, dan melindungi alam,” tegasnya.

Baca juga: DPR dukung diplomasi Presiden Jokowi di WEF
Baca juga: Presiden Jokowi hadiri pertemuan virtual WEF tentang Indonesia
Baca juga: Airlangga sampaikan pesan strategis industri sawit dalam WEF

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021