Bandarlampung (ANTARA News) - Aparat berwenang telah memperketat pengamanan depo bahan bakar minyak (BBM) milik PT Pertamina (Persero) di Pelabuhan Panjang, Bandarlampung, menyusul terbakarnya tanki BBM di Depo Plumpang, Jakarta Utara, hari Minggu lalu (18/1). Dalam kunjungannya ke Batam Kepulauan Riau Senin kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan pentingnya memastikan keamanan depo-depo BBM di seluruh Indonesia pascakejadian Plumpang. Administrator Pelabuhan Panjang, Hutasohit, di Bandarlampung Selasa mengatakan, pengamanan di Pelabuhan Panjang yang di dalamnya terdapat depo BBM tengah diupayakan sesuai standar pengamanan pelabuhan inernasional (International Ship and Port Facility Security/ISPS). "Dalam minggu ini, semua akses masuk ke Pelabuhan Panjang akan diatur ketat, termasuk menutup semua pintu tidak resmi. Minggu depan kita mulai melakukan pemeriksaan menggunakan alat pendekteksi serta melakukan razia di kawasan pelabuhan," kata Hutasohit. Menurut dia, aspek keamanan di pelabuhan perlu ditingkatkan segera karena di kawasan pelabuhan terdapat depot BBM Pertamina, sementara Pelabuhan Panjang termasuk sebagai pelabuhan internasional. Keberadaan depo BBM Pertamina di Pelabuhan Panjang termasuk rawan dari sabotase karena adanya pintu masuk tidak resmi, sementara lokasi depot itu sendiri dekat dengan permukiman padat penduduk. Di depo Panjang terdapat 18 tanki BBM dan yang terbesar di Sumatera bagian selatan. Depo itu mampu menampung 40 ribu kiloliter premium dan solar, 13 ribu kiloliter minyak tanah dan 5.000 liter bahan bakar lainnya. Hutasohit mengatakan, pembenahan keamanan di Pelabuhan Panjang akan tuntas dalam minggu ini, termasuk pendirian fasilitas kantin agar pekerja pelabuhan tidak harus ke luar pelabuhan untuk makan. "Pembangunan kantin itu ditargetkan selesai minggu ini, termasuk penutupan semua pintu tidak resmi," katanya. Setelah itu, menurut dia, semua akses masuk ke pelabuhan mulai minggu depan hanya melalui pintu satu dan pintu dua. Setiap pengunjung yang masuk ke kawasan pelabuhan, harus melalui pemeriksaan dengan menggunakan metal detector di pintu utama itu. "Selain memeriksa setiap pengunjung di pintu masuk, kita juga melakukan razia di dalam pelabuhan," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009