Ini yang menjadi program andalan di Badan Geologi, yaitu penyediaan sumur air bersih untuk daerah sulit air. Tahun 2020, sebenarnya kami targetkan 600 titik, tetapi ada satu dan lain hal, tercapai 556 titik
Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hingga akhir 2020, telah membangun sebanyak 3.404 sumur bor air bersih di seluruh Indonesia.

Sementara, sepanjang 2020, Badan Geologi membangun sumur bor air bersih di 556 titik di 177 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

"Ini yang menjadi program andalan di Badan Geologi, yaitu penyediaan sumur air bersih untuk daerah sulit air. Tahun 2020, sebenarnya kami targetkan 600 titik, tetapi ada satu dan lain hal, tercapai 556 titik," jelas Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono dalam keterangannya  di Jakarta, Kamis.

Eko menyebutkan pada 2020 menjadi tahun terakhir Kementerian ESDM melaksanakan program pembangunan air bersih.

Selanjutnya, pelaksanaan program tersebut menjadi tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Capaian lain dari Badan Geologi adalah pembangunan Pusat Informasi Geologi (PIG) Natuna dan Maros, serta melakukan lima verifikasi warisan geologi. Dari sisi regulasi, pada 2020, telah diterbitkan satu Peraturan Menteri ESDM dan tiga Keputusan Menteri ESDM terkait sektor geologi.

Dari mitigasi bencana geologi, Badan Geologi melakukan peringatan dini, tanggap darurat, penyelidikan, pemetaan, dan sosialisasi terhadap aktivitas gunung api di Indonesia.

Badan Geologi juga melakukan pengembangan pada pos pengamatan gunung api.

Untuk tahun 2020, ada 5 pos yang dibangun, yaitu Pos Gunung Marapi di Sumatera Barat, Pos Gunung Guntur (Jawa Barat), Pos Gunung Slamet (Jawa Tengah), Pos Gunung Dieng (Jawa Tengah), dan Pos Gunung Batur (Bali). Dari 74 pos di seluruh Indonesia, 19 pos pengamatan gunung api di antaranya sudah dikembangkan.

"Untuk pengawasan atau pengamatan gunung api, kami juga melakukan pengembangan pos pengamatan gunung api. Untuk 2020, ada lima pos yang kita bangun. Total, dari 74 pos pengamatan sampai dengan saat ini 19 yang sudah kami kembangkan. Pengembangan ini dalam rangka untuk meningkatkan kinerja pengamat. Peralatan yang ada di sana juga kami tingkatkan sehingga mitigasi yang dilakukan lebih akurat mendekati kebenaran," jelas Eko.

Sementara untuk mitigasi gerakan tanah, Badan Geologi melakukan penelitian dan penyelidikan untuk memperkuat kualitas peta dan rekomendasi peringatan dini, kaji cepat tanggap darurat dan pascabencana, serta sosialisasi kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

"Yang kita lakukan untuk mitigasi gempa bumi adalah pemeriksaan dampak gempa bumi, pengukuran dan analisis data mikrotremor, koordinasi dan penyampaian rekomendasi kepada pemda, dan sosialisasi kepada masyarakat secara langsung," tambahnya.

Diseminasi informasi terkait mitigasi bencana geologi telah dilakukan beberapa webinar dan focus group discussion (FGD) pemutakhiran peta kawasan rawan bencana (KRB) tsunami dan gempa bumi.

Eko juga menyebutkan realisasi penyerapan anggaran Badan Geologi sebesar 92,17 persen dari target yang ditetapkan APBN 2020.

Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) diperoleh Rp707 juta dari target Rp2,6 miliar. Sementara, nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) mencapai 93.

Baca juga: Walhi : Pemerintah perlu banguan sumur bor di Pasigala

Baca juga: Belu bangun 15 sumur bor untuk atasi kesulitan air bersih

Baca juga: 18 sumur bor disediakan BPBD Metro antisipasi kekurangan air

Baca juga: Mata air menyeka air mata Marfuah

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021