Jakarta (ANTARA) - Kesuksesan karir dari seorang Francis Ford Coppola sebagai sutradara film rupanya dibangun dengan melalui proses yang panjang.

Francis Ford Coppola mengatakan bahwa dirinya pernah menjadi sutradara film pendek erotis pada awal karirnya. Menurut dia, hal itu dilakukan untuk bertahan hidup saat masa kuliah.

"Itu pas kuliah. Sekali lagi saya katakan karena saya dulu sangat miskin, saya tidak punya cukup uang. Setiap malam saya makan makaroni dan keju seharga 19 sen, selalu sama setiap malam," kata Francis Ford Coppola dalam acara Mola Living Live, Jumat (22/1) malam.

"Pada saat itu ada terobosan dalam perfilman karena untuk pertama kali ada ketelanjangan dalam film yang tayang reguler. Filmnya nampak sangat lugu. Mereka menunjukkan ketelanjangan tapi secara sopan," sambungnya.

Lebih lanjut, sutradara yang dikenal dengan karya film fenomenal "The Godfather" itu juga menjelaskan alasannya menjadi sutradara film erotis karena membuatnya dapat bertemu wanita cantik.

"Saya sering melakukannya karena itu cara yang mungkin bisa dilakukan, dan juga kesempatan melihat gadis-gadis cantik. Saya suka membaca dongeng Snow White, Cinderella, dan saya ingin memiliki pacar tapi saya tidak tahu. Saya tidak pernah bertemu seorang gadis, saya tidak punya banyak kesempatan," terangnya.

Pria yang kini berusia 81 tahun itu juga membagikan pengalaman tak terlupakan ketika akan menggarap salah satu film pendek erotis.

Saat itu pemeran wanita untuk film pendeknya menangis dan memberitahu Francis bahwa ia akan dimarahi oleh orangtuanya karena beradegan di film erotis.

"Kemudian saya membiarkan dia memakai pakaian dalamnya yang menyebabkan saya bisa mendapat masalah besar dengan produser karena dia telah dibayar untuk itu. Jadi saya bukan sutradara film porno yang baik. Saya terlalu romantis," ujar Francis Coppola.


Baca juga: Saran sutradara "The Godfather" untuk sineas muda

Baca juga: Oscar Lagi untuk Sutradara "Godfather"

Baca juga: Bincang sinema bareng Francis Ford Coppola di Mola TV

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021